Transformator merupakan peralatan elektromagnetik yang
merubah energi listrik dari satu tingkat tegangan ke tingkat tegangan lain. Hal
ini dilakukan dengan perantaraan suatu medan magnet. Transformator terdiri atas
dua kumparan yang digulung pada satu inti feromagnet. Kumparan-kumparan itu pada
umumnya tidak berhubungan secara elektrik, melainkan secara magnetik melalui
suatu fluks magnet yang berada dalam inti feromagnet.
Kumparan
yang berhubungan dengan sumber energi listrik disebut kumparan primer yang
memiliki sejumlah N1 belitan dan kumparan yang dihubungkan ke beban
disebut kumparan sekunder sejumlah N2 belitan, bila terdapat
kumparan ketiga maka disebut kumparan tersier.
Gambar 3.
Transformator dengan Dua Belitan N1 Dan N
TRANSFORMATOR SATU FASA
Transformator
satu fasa adalah transformator yang bekerja pada sistem satu fasa. Jika pada
bagian primer dipasang tegangan bolak-balik, maka arus listrik akan mengalir
pada kumparan tersebut. Arus menimbulkan fluksi bersama (mutual flux) sehingga
terinduksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kumparan primer ggl
sifatnya melawan tegangan yang dipasang sehingga juga disebut ggl lawan.
E1 =
N1 E2 = N2
Jika fluksi yang
mengalir sebesar maka
E1
= N1
E1(rms)
= 4,44 N1 f (1)
E2(rms)
= 4,44 N2 f (2)
Perbandingan
Transformasi Tegangan (K)
Dari
persamaan 1 dan 2 dapat dituliskan hubungan tegangan primer dan sekunder:
Bilangan tetap K
ini disebut dengan perbandingan transformasi tegangan. Jika N1 >
N2 maka K > 1 sehingga transformator tersebut dinamakan
transformator Step-Up,. Jika N1 < N2 maka K < 1
sehingga transformator tersebut dinamakan transformator Step-Down, yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan.
Untuk
transformator ideal,
Masukan =
keluaran
V1I1 = V2I2
atau :
Jadi,
perbandingan arus berbanding terbalik dengan perbandingan transformator.
Rugi dan
Efisiensi Transformator.
Dalam
keadaan berbeban fluksi neto yang lewat melalui inti hampir saja pada keadaan
tak berbeban dan perlu diingat bahwa fluks untuk berbagai beban adalah sama.
Jadi:
N2 I2 = N1
I2’
I2’
=
Gambar 4.
Transformator dengan Beban
I2’ berlawan
arah dengan I2.
I2
arus induksi yang pada sekunder berimpit dengan E2, I2’
arus induksi yang akan timbul kembali pada primer berimpit dengan V1.
Dan kalau I2 lagging atau
leading terhadap E2, maka I2’ juga terbelakang
atau leading terrhadap V1.
Jumlah arus yang
bekerja pada primer adalah I1 = I2’ + I0.
Rugi-rugi dalam
transformator:
(1)
Rugi inti atau besi:
(2) Rugi
termbaga (Cu)
Rugi
adalah diakibatkan oleh tahanan “ohmic “ dari belitan trafo.
Rugi
Cu total =
= (R01 =
total tahanan ekivalen trafo diukur dari sisi primer)
= (R02 =
total tahanan ekivalen trafo dari sisi skunder)
Rugi
ini dapat diperoleh dari test hubung singkat.
Efisiensi
transformator:
Effisiensi:
Effisiensi dapat
diperoleh denagn pengukuran pada ujung keluaran transformator:
Keluaran,
masukan dari rugi-rugi dinyatakan dalam watt, kw dan satuan daya yang lainnya.
Perlu diingat bahwa dalam penggunanan rumus-rumus diatas satuan masukan atau
keluaran dan rugi rugi harus sama.
TRANSFORMATOR
TIGA FASA
Transformator
tiga fasa merupakan transformator yang berfasa tiga, dan dengan sendirinya
memerlukan tiga kumparan dalam satu inti, yang masing masing dihubungkan dengan
suatu cara tertentu. Transformator tiga fasa juga dapat disusun dari tiga buah
trafo satu fasa yang dirangkai menurut hubungan tertentu. Pada umumnya dikenal cara menghubungkan
kumparan kumparan itu yaitu dalam hubungan bintang, segitiga atau delta, dan
zig-zag.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar