Kita dapat men- dop semikonduktor untuk medapatkan kristal npn atau kristal pnp. Kristal seperti ini disebut transistor junction. Daeran n mempunyai banyak sekalai elektron pita konduksi dan daerah p mempunyai banyak sekali hole. Oleh sebab itu, transistor junction sering disebut transistor bipolar.
A.
Tiga daerah
Dop
Gambar 7.a menunjukkan kristal npn.
Emiter di dop sangat banyak, pekerjaannya adalah mengemisikan atau
menginjeksikan elekton ke dalam basis. Basis di dop sangat sedikit dan sangat
tipis, ia melewatkan sebagian besar elekton yang diinjeksikan emiter kepadanya
menuju kolektor. Banyaknya doping pada kolektor adalah diantara banyak doping
pada emitter dan banyaknya doping pada basis.. Kolektor merupakan yang terbesar
dari ketiga daerah tersebut, ia harus menghamburkan lebih banyak panas dari
pada emitter dan basis.
Transistor pada gambar 7.1a ia mempunyai
dua junction, yang satu adalah antara emiter dan basis, yang lain antara basis
dan kolektor. Karenanya, transistor bertindak seperti dua dioda. Kita sebut
dioda sebelah kiri sebagai dioda basis-emitter dan sebalah kanan adalah dioda
basis kolektor.
Gambar 7.2b menunjukkan kemungkinan
yang lain : transistor pnp. Transistor pnp adalah komplemen dari transistor
npn. Berarti pada transistor pnp diperlukan arus dan tegangan yang berlawanan.
Agar tidak membingungkan pada pembicaraan awal kita berkonsentrasi pada
transistor npn.
n
|
p
|
n
|
a.
Transistor
npn
p
|
n
|
p
|
b. Transistor pnp
Gambar 7.1 Tiga daerah Dop transistor
|
Gambar 7.2. Simbol Transistor Bipolar
B.
Transistor Tanpa Bias
Gambar7.3.a
menunjukkan pembawa mayoritas sebelum bergerak melewati junction. Elektron
bebas berdifusi melewati junction yang akan menghasilkan dua lapisan
pengosongan (gambar 7.3.b). Untuk setiap lapisan pengosongan ini, potensial
barier untuk transistor silikon adalah kira-kira 0.7 V pada 25 0 C
(untuk transistor germanium 0.3). seperti halnya dengan dioda, kita menekankan
silikon karena kepentingannya lebih besar.
Oleh
karena tiga daerah mempunyai level doping yang bebeda, lapisan pengosongan
tidak memiliki tebal yang sama pula. Semakin banyak suatu daerah di dop,
semakin besar konsentrasi ion dekat junction. Ini berarti lapisan pegosongan
hanya sedikit menembus kedalam daerah emitter
( yang di dop sagat banyak tetapi sangat dalam kedalam basis yang di dop
sedikit. Lapisan pengosongan lain juga memembus baik sekali kedalam basis dan
menembus daerah kolektor dengan jumlah yang lebih sedikit. Gambar 7.3.c
menunjukkan hal tersebut. Mulai sekarang, kita akan mengarsir lapisan
pengosongan untuk menunjukan bahwa mereka tidak memiliki pembawa mayoritas.
|
a b
gambar 7.3
C.Rangkaian
Bias Transistor
Sebuah transistor dapat
bekerja secara baik bila diberi bias tegangan dengan benar. Terdapat berbagai
macam cara untuk memberikan bias tegangan pada sebuah transistor. Tetapi yang
paling banyak digunakan adalah:
1. bias basis
- bias pembagi tegangan
- bias emitor / split bias
Secara
prinsip, sebuah transistor akan bekerja secara normal bila dioda emitor dibias
forward dan dioda kolektor dibias reverse.
1. Bias basis
Gambar 7.11
Perhatikan gambar diatas, sumber
tegangan VBB membias forward dioda emitor melalui transistor RB
. Resistor RB ini difungsikan untuk membatai arus basis. Dengan
hukum kirchoff tegangan maka kita dapat mengetahui tegangan yang jatuh pada Rb
adalah VBB – VBE.
Dengan hukum ohm kita dapat mengetahui arus yang melalui basis , sebagai
berikut:
Dengan:
VBE
= 0,7 v (silikon)
VBE = 0,3 V (germanium)
a. Garis beban
dc (DC loadline)
Garis beban DC adalah merupakan
garis yang menyatakan semua titik operasi yang mungkin dilakukan oleh sebuah
transistor. Pada rangkaian diatas (gambar 7.11 b). VCC dan RC
adalah konstan sedangkan VCE dan IC adalah variable.
Besarnya tegangan kolektor emitor (VCE) sama dengan catu dikurangi
jatuh tegangan pada resistor RC. VCE dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut.
VCE =
VCC = IC. RC
Maka:
Pada gambar 7.11 b menyunjukkan grafik
untuk persamaan diatas yang memotong kurva-kurva kolektor. Perpotongan pada
sumbu vertikal adalah VCC/RC , dan perpotongan pada sumbu horizontal adalah
sama dengan VCC. Perpotongan garis-garis tersebut adalah garis
beban DC . Sedangkan perpotongan baban DC dengan arus basis IB
adalah titik operasi dari transistor (titik Q).
b. Titik sumbat
(cut off)
Titik sumbat adalah titik
perpotongan garis beban dc dengan kurva IB = 0. Pada titik ini arus
basis adalah nol dan arus kolektor sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Pada
titik ini, dioda emitor kehilangan forward bias dan kerja normal transistor
terhenti. Untuk perkiraan, tegangan kolektor emitor VCE adalah sama
dengan tegangan catu kolektor VCC.
VCE
(cut off) = VCC
c. Titik Jenuh
Perpotongan garis beban DC dengan
kurva IB=IB (sat) disebut titik jenuh. Pada titik ini
arus basis sama dengan IB (sat) dan arus kolektor maksimum. Pada penjenuhan ini, dioda kolektor
kehilangan reverse bias dan kerja normal transistor berhenti. Untuk perkiraan,
arus kolektor pada penjenuhan adalah:
dan arus basis yang tepat untuk menimbulkan penjenuhan adalah:
Tegangan
kolektor-emitor VCE pada penjenuhan adalah sama dengan VCE(sat).
VCE(sat)
= VCE(sat)
VCE(sat) dapat diperoleh
dari lembar data trnasisor yang dikeluarkan oleh pabrik.
Daerah
Aktif
Daerah
aklif terletak pada semua titik antara titik sumbat dan titik jenuh.
Perpotongan antara aru basis dengan garis beban DC adlaha titik stationer
(quiescent) Q.
Contoh
1
Gambar 7.12
RB = 390 K ohm bDC = 80
RC = 1,.5 K ohm VCC = VBB =30
V
Tentukan garis beban DC dan titik Q!
Penyelesaian:
- dalam hal ini VCE(cut off) sama denan VCC, jadi VCE (cut off) = VCC = 30 V
- Perpotongan pada sumbu y adalah IC(sat),
- IC(sat) =
=
= 20 mA
- Dalam menentukan titk Q maka tentukan dulu IB.
- IB=
=
=75,1 uA
maka:
IC
= bDC . IB
= 80 . 75,1 uA
= 6 uA
Untuk mencari titik pada sumbu x adalah:
VCE = VCC – IC.RC
= 30 – 6 mA . 1,5 K
= 21 volt
gambar 7.13
Contoh
2:
Transistor 2 N
3904 mempunyai bDC = 100, dengan bahan
silikon. Berapakah besar tegangan pada terminal kolektor emitor (VCE)?
gambar 7.14
Penyelesian:
2. Bias Pembagi Tegangan
Bias ini paling
banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian diskret linier. Nama “pembagi
tegangan” (voltage devider) berasal dari pembagi tengan yang dibentuk oleh R1
dan R2 (gambar 7.14). Tegangan pada R2 membias
forward dioda emitor, dan VCC membias reverse dioda kolektor.
Gambar 7.15
Arus basis kecil sekali bila
dibandingkan dengan arus yang mengalir pada R1 dan R2.
Akibatnya, kita dapat menggunakan teorema pembagi tegangan untuk mendapatkan
tegangan pada R2.
Contoh:
Tentukan garis
beban dc dan titik Q
Penyelesaian:
Jika transistor OFF, semua tegangan
catu muncul pada terminal kolektor-emitor memberikan:
VCE
(cut off) = VCC = 30 V
Sedangkan
IC (sat) =
=
= 3,33 mA
Tegangan pada RB
= 10 k adalah:
V2 =
=
=
Arus yang
mengalir pada terminal emitor:
IE =
=
= 1,86 mA
Karena adc mendekati sama dengan satu, maka:
IC = IE =1,86 mA
Dengan demikian,
tegangan kolektor emitor adalah:
VCE = VCC – IC (RC + RE)
= 30 – 1,86 mA (4K + 5K)
= 13,3 Volt
Kita dapat
menggambar garis beban DC dan titik Q sebagai berikut:
gambarnya hilang gan.. kecewa beraaaaat
BalasHapus