Rabu, 11 September 2013

Mengenal Komponen Transistor


Kita dapat men- dop semikonduktor untuk medapatkan kristal npn atau kristal pnp. Kristal seperti ini disebut transistor junction.  Daeran n mempunyai banyak sekalai elektron pita konduksi dan daerah p mempunyai banyak sekali hole. Oleh sebab itu, transistor junction sering disebut transistor bipolar.
A.   Tiga daerah Dop
Gambar 7.a menunjukkan kristal npn. Emiter di dop sangat banyak, pekerjaannya adalah mengemisikan atau menginjeksikan elekton ke dalam basis. Basis di dop sangat sedikit dan sangat tipis, ia melewatkan sebagian besar elekton yang diinjeksikan emiter kepadanya menuju kolektor. Banyaknya doping pada kolektor adalah diantara banyak doping pada emitter dan banyaknya doping pada basis.. Kolektor merupakan yang terbesar dari ketiga daerah tersebut, ia harus menghamburkan lebih banyak panas dari pada emitter dan basis.
Transistor pada gambar 7.1a ia mempunyai dua junction, yang satu adalah antara emiter dan basis, yang lain antara basis dan kolektor. Karenanya, transistor bertindak seperti dua dioda. Kita sebut dioda sebelah kiri sebagai dioda basis-emitter dan sebalah kanan adalah dioda basis kolektor.
Gambar 7.2b menunjukkan kemungkinan yang lain : transistor pnp. Transistor pnp adalah komplemen dari transistor npn. Berarti pada transistor pnp diperlukan arus dan tegangan yang berlawanan. Agar tidak membingungkan pada pembicaraan awal kita berkonsentrasi pada transistor npn.


 

n

p
n




a.    Transistor npn


 

p

n
p



b. Transistor pnp

Gambar 7.1 Tiga daerah Dop transistor


 
 





Gambar 7.2.  Simbol Transistor Bipolar



B. Transistor Tanpa Bias
Gambar7.3.a menunjukkan pembawa mayoritas sebelum bergerak melewati junction. Elektron bebas berdifusi melewati junction yang akan menghasilkan dua lapisan pengosongan (gambar 7.3.b). Untuk setiap lapisan pengosongan ini, potensial barier untuk transistor silikon adalah kira-kira 0.7 V pada 25 0 C (untuk transistor germanium 0.3). seperti halnya dengan dioda, kita menekankan silikon karena kepentingannya lebih besar.
Oleh karena tiga daerah mempunyai level doping yang bebeda, lapisan pengosongan tidak memiliki tebal yang sama pula. Semakin banyak suatu daerah di dop, semakin besar konsentrasi ion dekat junction. Ini berarti lapisan pegosongan hanya sedikit menembus kedalam daerah emitter  ( yang di dop sagat banyak tetapi sangat dalam kedalam basis yang di dop sedikit. Lapisan pengosongan lain juga memembus baik sekali kedalam basis dan menembus daerah kolektor dengan jumlah yang lebih sedikit. Gambar 7.3.c menunjukkan hal tersebut. Mulai sekarang, kita akan mengarsir lapisan pengosongan untuk menunjukan bahwa mereka tidak memiliki pembawa mayoritas.
- - - - - + - + - + - - - - - - - -
- - - - - + - + - + - - - - - - - -
- - - - - + - + - + - - - - - - - -

 
   

                                               
                 a                                              b


gambar 7.3

C.Rangkaian Bias Transistor
          Sebuah transistor dapat bekerja secara baik bila diberi bias tegangan dengan benar. Terdapat berbagai macam cara untuk memberikan bias tegangan pada sebuah transistor. Tetapi yang paling banyak digunakan adalah:
1. bias basis
  1. bias pembagi tegangan
  2. bias emitor / split bias
Secara prinsip, sebuah transistor akan bekerja secara normal bila dioda emitor dibias forward dan dioda kolektor dibias reverse.
1. Bias basis
Gambar 7.11
          Perhatikan gambar diatas, sumber tegangan VBB membias forward dioda emitor melalui transistor RB . Resistor RB ini difungsikan untuk membatai arus basis. Dengan hukum kirchoff tegangan maka kita dapat mengetahui tegangan yang jatuh pada Rb  adalah VBB – VBE­. Dengan hukum ohm kita dapat mengetahui arus yang melalui basis , sebagai berikut:




Dengan:
VBE = 0,7 v (silikon)
          VBE = 0,3 V (germanium)
a. Garis beban dc (DC loadline)
          Garis beban DC adalah merupakan garis yang menyatakan semua titik operasi yang mungkin dilakukan oleh sebuah transistor. Pada rangkaian diatas (gambar 7.11 b). VCC dan RC adalah konstan sedangkan VCE dan IC adalah variable. Besarnya tegangan kolektor emitor (VCE) sama dengan catu dikurangi jatuh tegangan pada resistor RC. VCE dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.

VCE = VCC = IC. RC

Maka:


          Pada gambar 7.11 b menyunjukkan grafik untuk persamaan diatas yang memotong kurva-kurva kolektor. Perpotongan pada sumbu vertikal adalah VCC/RC ,  dan perpotongan pada sumbu horizontal adalah sama dengan VCC. Perpotongan garis-garis tersebut adalah garis beban DC . Sedangkan perpotongan baban DC dengan arus basis IB adalah titik operasi dari transistor (titik Q).

b. Titik sumbat (cut off)
          Titik sumbat adalah titik perpotongan garis beban dc dengan kurva IB = 0. Pada titik ini arus basis adalah nol dan arus kolektor sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Pada titik ini, dioda emitor kehilangan forward bias dan kerja normal transistor terhenti. Untuk perkiraan, tegangan kolektor emitor VCE adalah sama dengan tegangan catu kolektor VCC.

VCE (cut off) = VCC­

c. Titik Jenuh
          Perpotongan garis beban DC dengan kurva IB=IB (sat) disebut titik jenuh. Pada titik ini arus basis sama dengan IB (sat) dan arus kolektor maksimum.  Pada penjenuhan ini, dioda kolektor kehilangan reverse bias dan kerja normal transistor berhenti. Untuk perkiraan, arus kolektor pada penjenuhan adalah:
 

dan arus basis yang tepat untuk menimbulkan penjenuhan adalah:
Tegangan kolektor-emitor VCE pada penjenuhan adalah sama dengan VCE(sat).
VCE(sat) = VCE(sat)

          VCE(sat) dapat diperoleh dari lembar data trnasisor yang dikeluarkan oleh pabrik.

Daerah Aktif
Daerah aklif terletak pada semua titik antara titik sumbat dan titik jenuh. Perpotongan antara aru basis dengan garis beban DC adlaha titik stationer (quiescent) Q.
Contoh 1
Gambar 7.12
          RB = 390 K ohm               bDC = 80
          RC = 1,.5 K ohm               VCC = VBB =30 V
          Tentukan garis beban DC dan titik Q!
          Penyelesaian:
  • dalam hal ini VCE(cut off) sama denan VCC, jadi VCE (cut off) = VCC = 30 V
  • Perpotongan pada sumbu y adalah IC(sat),
    • IC(sat) =
=
= 20 mA
  • Dalam menentukan titk Q maka tentukan dulu IB.
    • IB=
=
=75,1 uA

            maka:
                        IC         = bDC . IB
                                                = 80 . 75,1 uA
                                    = 6 uA

            Untuk mencari titik pada sumbu x adalah:
                        VCE      = VCC – IC.RC
                                    = 30 – 6 mA . 1,5 K
                                    = 21 volt

gambar 7.13

          Contoh 2:
          Transistor 2 N 3904 mempunyai bDC­ = 100, dengan bahan silikon. Berapakah besar tegangan pada terminal kolektor emitor (VCE)?
gambar 7.14
          Penyelesian:




2. Bias Pembagi Tegangan
          Bias ini paling banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian diskret linier. Nama “pembagi tegangan” (voltage devider) berasal dari pembagi tengan yang dibentuk oleh R1 dan R2 (gambar 7.14). Tegangan pada R2 membias forward dioda emitor, dan VCC membias reverse dioda kolektor.
Gambar 7.15
          Arus basis kecil sekali bila dibandingkan dengan arus yang mengalir pada R1 dan R2. Akibatnya, kita dapat menggunakan teorema pembagi tegangan untuk mendapatkan tegangan pada R2.   
Contoh:
Tentukan garis beban dc dan titik Q

          Penyelesaian:
          Jika transistor OFF, semua tegangan catu muncul pada terminal kolektor-emitor memberikan:
VCE (cut off)  = VCC = 30 V
Sedangkan
          IC (sat)         =
                             =
                             = 3,33 mA
Tegangan pada RB = 10 k adalah:
          V2           =
                   =
                   =
Arus yang mengalir pada terminal emitor:
          IE       =
                   =
                   = 1,86 mA
Karena adc mendekati sama dengan satu, maka:
          IC = IE =1,86 mA
Dengan demikian, tegangan kolektor emitor adalah:
          VCE     = VCC – IC (RC + RE)
                   = 30 – 1,86 mA (4K + 5K)
                   = 13,3 Volt
Kita dapat menggambar garis beban DC dan titik Q sebagai berikut:

1 komentar: