Kamis, 10 Maret 2016

Praktek Kerja Lapangan PT. Medcalindo



LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. MEDCALINDO

DISUSUN OLEH:

1. IBNU RIZAL FADHLURAHMAN ARIF
NPM : P2.31.38.0.13.052
2. M. ARIF INDRAWAN
NPM : P2.31.38.0.13.058



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 2
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2015-2016


Lembar Pengesahan Perusahaan

Disusun oleh:
1. Ibnu Rizal Fadhlurahman Arif (P2.31.38.0.13.052)
2. M. Arif Indrawan (P2.31.38.0.13.058)
Institusi           : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II
                          Jurusan Teknik Elektromedik

            Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan selama 2 bulan, terhitung mulai dari tanggal 15 Juni 2015 sampai 21 Agustus 2015 di PT. Medcalindo dan telah menyelesaikan laporan.

Menyetujui:

          Pembimbing                                                                                    Manager Teknis
Praktek Kerja Lapangan


                                                                                   
      Ali Fahmi AMTE                                                                         Sigit Trijananto AMTE,ST

Mengetahui :
Direktur Perusahaan
PT. MEDCALINDO



Adhi Prihasto AMTE, ST



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
            Puji dan syukur kita panjatkan atas segala rahmat dan Hidayah yang diberikan oleh ALLAH S.W.T sehingga kami diberi kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. MEDCALINDO dengan penuh suka cita serta dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Meskipun demikian, kami sadar atas segala kekurangan serta keterbatasan kami dalam melaksanakan praktek kerja lapangan dan didalam penyusunan laporan ini. Laporan ini dibuat agar kami dapat mengaplikasikan ilmu yang telah kami dapat selama kami Praktek Kerja Lapangan di PT. MEDCALINDO

Dari Praktek Kerja Lapangan ini juga kami mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan mengenai alat-alat kesehatan serta memperoleh pengalaman langsung tentang realita kehidupan di dunia kerja. Oleh sebab itu, kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, pengalaman, dan waktunya dalam membantu kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini.

Pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
·         ALLAH S.W.T atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
·         Rasulullah Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan cahaya kebenaran pada umat manusia.
·         Orang tua yang selalu membimbing dan mendukung kami.
·         Bapak Hendra Marwarzi ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II
·         Segenap Direksi PT. Medcalindo yang mengizinkan kami untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di lingkungan kerja
·         Bapak Adhi Prihasto AMTE, ST selaku Direktur Perusahaan, terima kasih Bapak atas segala kebaikan dan bimbingannya selama kami Praktek kerja Lapangan di PT. Medcalindo
·         Bapak Sigit, Bang Ali, Bang Riza, Bang Jani, Bang Miftah, Kak Dewi, Kak Witri  dan semua anggota di PT. Medcalindo yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan pengalaman kepada kami selama menjalani Praktek Kerja Lapangan
·         Dan juga Rekan-rekan Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namanya.
           
            Semoga  Allah membalas kebaikan kalian dengan lebih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
           
            Kami sadar dalam menyelesaikan laporan ini, masih banyak kekurangan yang terjadi. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan guna tercapainya kesempurnaan laporan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, 21 Agustus 2015


Penulis            

ABSTRAK

Dalam laporan ini kami memaparkan segala kegiatan yang kami lakukan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Medcalindo berlangsung dari 15 Juni – 21 Agustus 2015. Kegiatan PKL ini diharapkan bisa memberikan pembelajaran dan pengalaman terhadap mahasiswa agar bisa merasakan lingkungan kerja yang sebenarnya.
Selama menjalani masa PKL ini kami ditekankan oleh instruktur untuk melakukan pengenalan umum terhadap alat yang diklasifikasikan berdasarkan mata kuliah yaitu peralatan kalibrasi, peralatan diagnostik, peralatan terapi, peralatan life support and saving, peralatan bedah dan anestesi, peralatan radiografi dan yang terakhir adalah peralatan laboratorium klinik. Pengenalan umum alat disini mencakup dari nama alat, fungsi, prinsip kerja alat, standar pengoperasian dan blok diagram
Banyak hal yang kami dapatkan setelah melakukan kegiatan PKLterutama pengalaman kerja serta cara kita berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan kerja yang tidak diajarkan dibangku perkuliahan, begitupula pembelajaran untuk beberapa alat yang bentuk fisiknya tidak ada dalam  kampus bisa kami pelajari dalam kegiatan PKL ini baik itu untuk pengenalan alat dalam lingkup teori maupun penanganan alat untuk kegiatan praktek.
          

                                                        Daftar Isi

Judul........................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Perusahaan................................................................................ ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Abstrak....................................................................................................................... v
Daftar Isi.................................................................................................................... vi
BAB I: Pendahuluan
      Latar Belakang..................................................................................................... 1
      Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................................... 2
      Batasan Masalah.................................................................................................. 2
      Metode Pengumpulan Data................................................................................. 2
      Sistematika Penulisan........................................................................................... 3
BAB II: Gambaran Umum Perusahaan
      Pendahuluan......................................................................................................... 4
      Visi dan Misi........................................................................................................ 5
      Data Perusahaan................................................................................................... 6
      Produk Jasa.......................................................................................................... 7
Bab III: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
      Kalibrasi Alat Kesehatan..................................................................................... 11
      Pemeliharaan Alat Kesehatan.............................................................................. 17
      Perbaikan Alat Kesehatan.................................................................................... 20     
BAB IV: PEMBAHASAN ALAT
      Sphygmomanometer............................................................................................ 22
      ElectroSurgery Unit............................................................................................. 29
BAB V: PENUTUP
     Kesimpulan........................................................................................................... 35
      Kesan................................................................................................................... 35
Lampiran.................................................................................................................... 36
Dokumentasi.............................................................................................................. 40
Daftar Pustaka........................................................................................................... 42


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Praktek kerja lapangan merupakan wujud pengaplikasian terpadu antara sikap, kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
 Pelaksanaan praktek kerja lapangan diberbagai perusahaan dan instansi akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman. Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D III  Jurusan Teknik Elektromedik di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Melalui praktek kerja lapangan ini mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuaan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.
  Sebagaimana diketahui bahwa teori merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar bagi perwujudan praktek. Oleh karena itu untuk memperoleh pengalaman dan perbandingan antara teori dan praktek, maka mahasiswa diharuskan menjalani praktek kerja lapangan di instansi pemerintah atau perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum menyelesaikan studinya.
Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan mutu pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar dihasilkan lulusan yang handal.
Dalam rangka itulah maka lembaga program D III Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan praktek kerja lapangan, sehingga mahasiwa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam lingkungan kerja yang sebenarnya.
            Kami melakukan praktek kerja di PT. MEDCALINDO yang berlokasi di  Jl. Cilandak KKO No. 5 Cilandak Kel. Ragunan Kec. Pasar Minggu,  Jakarta Selatan 12550




1.2 TUJUAN

Tujuan PKL yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II adalah sebagai berikut:
 Untuk menerapkan teori ilmiah yang telah dipelajari dari bangku perkuliahan terhadap objek yang diteliti di perusahaan.
  1. Untuk mempelajari kondisi / mekanisme di perusahaan, sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri pada saat terjun ke dunia industri yang sekarang ini semakin berkembang dan maju pesat.
  2. Untuk menambah kepercayaan diri dan keberanian serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh instansi / perusahaan kepada mahasiswa/i.
  3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.

1.3. BATASAN MASALAH

                Agar penulisan Laporan PKL ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka kami menetapkan batasan-batasan yang kami buat sesuai kurikulum mata kuliah yang telah kami pelajari dikampus dan ditempat Praktek Kerja Lapangan.

1.4 METODE PENGUMPULAN DATA

      Metode pengumpulan data yang kami gunakan dalam Praktek Kerja Lapangan antara lain sebagai berikut:
1.      Metode Study Pustaka yaitu dengan melakukan pengumpulan data dengan mencari sumber dari buku pedoman dan internet.
2.      Metode praktikum yaitu dengan  melakukan praktikum langsung di lapangan sesuai pedoman kerja.
3.      Metode obsevasi dengan melakukan pengamatan lapangan untuk dibandingkan dengan sumber data.
4.      Metode interview yaitu dengan mencari data langsung dengan melakukan interview dengan pihak-pihak yang terkait.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

            Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyajikan dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I             PENDAHULUAN
BAB II           GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III          STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BAB IV          PEMBAHASAN ALAT
BAB V            PENUTUP
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
Gambaran Umum Perusahaan

2.1 Pendahuluan
            Saat ini peningkatkan mutu dan efektifitas dalam pelayanan serta keselamatan terhadap pasien (patient safety) dari penggunaan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sudah menjadi tuntutan dan kehendak masyarakat, karenanya dibutuhkan suatu program pemeliharaan dan kalibrasi peralatan kesehatan secara periodik/berkala dan berkesinambungan. Ini diperlukan untuk menjamin dan menjaga performance peralatan kesehatan serta dapat diketahui kebenaran nilai keluarannya atau kinerjanya, siap dan laik pakai serta aman bagi pasien dan pengguna.

            Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan bahwa pengoperasian dan pemeliharaan peralatan RS harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Pemeliharaan peralatan tersebut harus didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

            Selain itu bahwa setiap peralatan kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang seperti diamanatkan dalam UU RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes No.363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.

            Dengan memperhatikan, memahami serta sadar akan pentingnya pelayanan optimal yang harus diberikan kepada masyarakat, maka mendorong kami PT MEDCALINDO untuk turut serta ambil bagian dalam memberikan dukungan dalam peningkatan mutu layanan kesehatan dan keselamatan pasien dengan menawarkan produk-produk meliputi :
1. Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
2. Kalibrasi Peralatan Kesehatan
3. Perbaikan Peralatan Kesehatan
4. Software Asset Manajemen Rumah Sakit


2.2 Visi dan Misi PT MEDCALINDO

VISI
            Menjadi Institusi kelas dunia dibidang kalibras dan pemeliharaan alat medis yang berpihak kepada pelanggan.

MISI


1.  Jaminan penuh kepuasan pelanggan sesuai dengan standar yang disepakati

2.  Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme melalui pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia secara berkesinambungan.

NILAI

•  Kredibel
•  Kompetitif
•  Profesional
•  Inovatif
•  Bekerja dalam tim dan komunikasi terbuka
•  Berubah menuju prima secara berkesinambungan
•  Komitmen
 
MOTO

            Your Choise For Medical Equipment Maintenance & Calibration.




2.3 Data Perusahaan
Nama Perusahaan        : PT. MEDCALNDO
Penanggung Jawab     : Adhi Prihasto AMTE,ST
Alamat                                    : Jl. Cilandak KKO No. 5 Cilandak Kel. Ragunan Kec. Pasar Minggu,
                                      Jakarta Selatan 12550
No. Telepon                : 021-780 6808, 780 7836, 7023 4716
No. Fax                       : 021-780 6808
SIUP                           : 08063-04/PK/1.824.271
TDP                             : 09.03.1.46.78836
No. NPWP                  : 03.254.351.4-017.000

Legalitas
1. Akte  Notaris  No.1 tanggal 23 april 2012, PRATHIWI  KUSUMA  WIENAHYU, SH,                       
     M.Kn., SK Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI tanggal 21 januari 2010
     No.AHU-15.AH.02.01 Tahun 2010
2. Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Persoalan No. AHU-15.AH.02.01
     Tahun.2010
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 08063-04/PK/1.824.271
4. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No. 09.03.1.46.78836
5. Surat Keterangan Terdaftar Wajib Pajak  No. 03.254.351.4-017.000
6. Rekomendasi IKATEMI untuk tenaga Lab. Kalibrasi PT. Medcalindo No.05/III/DPP-
     IKATEMI/REK/XI/2012
7. Ijin Institusi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan No.9481/2010 dari Departemen
     Kesehatan RI





Tenaga Ahli
NO
Nama
Pendidikan
Pengalaman
1
Adhi Prihasto AMTE,ST
1990-D3 ATEM
2004-S1 Elektro
15 Tahun
2
Sigit Trijananto BE,ST
1990-D3 ATEM
2006-S1 Elektro
15 Tahun
3
4
5
6
7
8
9
10
Sugiharso BE
WidodoPersatio AMTE
Ali FahmiAMTE
Riza Fauzi AMTE
Rasajani AMTE
  1. Miftkh Huda AMTE
Dewi Anita Sari
Ragil Witri Suryaningtyas
1989-D3 ATEM
1990-D3 ATEM
2002-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
2014-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
15 Tahun
15 Tahun
6 Tahun
2 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
2 Tahun
2 Tahun

2.4 Produk Jasa
2.4.1 Pemeliharaan dan Perbaikan  Peralatan  Kesehatan
            Peralatan kesehatan merupakan  salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan  kesehatan yang  berkesinambungan   perlu  didukung  dengan  peralatan yang selalu dalam kondisi baik dan layak pakai serta aman  bagi pasien,pengguna dan pengunjung.
            Dengan didukung  tenaga yang memiliki  kompetensi di bidang teknik elektromedik dan berpengalaman  serta peralatan yang memadai, kami PT. Medcalindo juga menyediakan  Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
           
            Adapun  Pemeliharaan  dan  Perbaikan  Peralatan  Kesehatan  yang  kami  lakukan meliputi peralatan kesehatan pada pelayanan/instalasi :
1.    Radiologi   
2.    ICU/ICCU  
3.    Kamar Operasi    
4.    Rehabilitasi  Medik
5.    Laboratorium   
6.    Loundry
7.    CSSD   
8.    Ob Gyn
9.    Kedokteran Gigi
10.  UGD
2.4.2 Laboratorium Penguji / Kalibrasi Alkes
           
            Dalam  menjalankan   kegiatan  jasa  kalibrasi  PT. Medcalindo  didukung dengan  sarana    dan  prasarana  yang  memadai  sesuai  dengan  standar  yang  telah ditetapkan, personel yang berpengalaman  dan kompeten  serta metode  kerja yang tervalidasi.
            Kegiatan  kalibrasi  yang  dapat  dilakukan   oleh  PT. Medcalindo  dapat dikategorikan dalam 2 ( dua ) jenis kegiatan kalibrasi/pengujian, antara lain :
1.   Kegiatan kalibrasi/pengujian alkes dilakukan di tempat pelanggan (in-situ).
2.   Kegiatan kalibrasi/pengujian alkes di laboratorium PT. Medcalindo.
            PT. Medcalindo  dapat melayani  setiap  permintaan pelanggan  di setiap
hari  kerja  Senin  sampai  dengan  hari  Jum’at  pada  pukul  8.00  Wib  ~ 17.00  Wib. Cakupan/wilayah  kerja  kegiatan  kalibrasi/pengujian  yang  dilakukan   oleh  kami meliputi semua sarana pelayanan kesehatan yang berada di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.

2.4.3 Software Asset Manajemen Rumah Sakit
           
            Software ini diciptakan untuk pengelolaan peralatan kesehatan yang di dalamnya terdapat modul-modul yang sangat aplikatif serta dibuat secara customize sesuai dengan kebutuhan sarana pelayanan kesehatan.
Modul-modul software tersebut terdiri dari:
1)      Modul Inventaris Peralatan Kesehatan
2)      Modul Perhitungan Nilai Asset
3)      Modul Perencanaan Anggaran
4)      Modul Manajemen Pemeliharaan, Perbaikan dan Kalibrasi
5)      Modul Data Suplier
6)      Modul Kepustakaan Teknik
7)      Modul Pelaporan






Keuntungan Penggunaan Software Asset Manajemen antara lain:
1.Inventarisasi peralatan kesehatan tersusun dengan baik
2.Mengetahui nilai asset dengan mudah
3.Mempermudah dalam penyusunan anggaran belanja untuk pengadaan,      pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi.
4.Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi.
5.Memonitoring kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi. 6.Mempermudah pelaporan
7.Dapat dioperasikan secara Multi User (banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan) 8.Dukungan terhadap program Akreditasi  Rumah Sakit dan Pemenuhan Kesesuaian Mutu ISO 9001-2008.



2.4.4 Daftar Alat Kesehatan
18 Defibrillator
19 Defibrillator Monitor
20 Diatermy
21 Doppler
22 E C G
23 E C G Monitor
24 Electro Coutry Treatment
25 Electroenchepalograph (EEG)
26 Electrolit Analyzer
27 Electrostimulator
28 Electrosurgery Unit (ESU)
29 ENT Treatment
30 Feeding pump
31 Fhototheraphy
32 Flow Meter
33 Hematologi Analyzer
34 Immunologi Analyzer
 
AT YANG BISA DI KALIBRASI
1 Alat Hisap Medik
2 Anesthesi Unit
3 Aspirator
4 Baby Incubator
5 Bed Side Monitor
6 Blood Bank
7 Blood Gas Analyzer
8 Blood Pressure Monitor
9 Blood Warmer
10 Bluelight
11 Cardiotocograph
12 Centrifuge
13 Chemistry Analyzer
14 Coagulation Analyzer
15 Couter
16 CPAP
17 DC Shock
68. USG
69 Vaporizer
70 Ventilator
71 Vital Sign Monitor
72 Waterbath
73 X-Ray Angiography
74 X-Ray C-Arm
75 X-Ray Dental Intra Oral
76 X-Ray Dental Panoramic
77 X-Ray Fluoroscopy
78 X-Ray General Purpose
79 X-Ray Mammography
80 X-Ray MCS
81 X-Ray Mobile
82 X-Ray Portable
 
35 Incubator Laboratorium
36 Infant Incubator
37 Infant Warmer
38 Infusion Pump
39 Inkubator Bayi
40 Inkubator Perawatan
41 Light Source ( Lampu Operasi )
42 Micropipet
43 MWD ( Mikro Wave Diatermy )
44 Nebulizer
45 Oven
46 Oxymeter
47 Parafin Bath
48 Pasien Monitor
49 Pulse Oxymetri
50 Refrigerator Laboratorium
51 Rotator
52 Sphygmomamometer
53 Spirometri
54 SPO2 Monitor
55 Sterilisator Basah
56 Sterilisator Kering
57 Stirer
58 SWD (Short Wave Diatermy )
59 Syringe Pump
60 TENS
61 Tensimeter
62 Timbanagan Bayi
63 Timbangan Dewasa
64 Traksi
65 Treadmil + ECG
66 Ultra Sound Theraphy
67 Urine Analyzer
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

3.1 Kalibrasi Alat Kesehatan
3.1.1 Pengertian Kalibrasi
            Kalibrasi adalah menentukan kebenaran konvensional penunjukkan alat melalui cara perbandingan dengan standar ukurnya yang tertelusur ke standar Nasional/Internasional. Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional bahan – bahan acuan tersertifikasi, serta mengikuti  petunjuk didalam ISO/IEC 17025:2005.
            Pada umumnya kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu, contohnya :
-      Thermometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan ( melalui konstanta kalibrasi ). Sehingga thermometer tersebut menunjukkan temperature yang sebenarnya dalam celcius pada titik – titik tertentu disklala.
-      Sphygmomanometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan atau indikasi atau koreksi pada air raksa dapat ditentukan dan disesuaikan. Sehingga pembacaan air raksa dapat menunjukkan skala yang sebenarnya.

      3.1.2    Ketentuan – ketentuan pokok kalibrasi
-      Perangkat baru
-      Suatu perangkat setiap waktu tertentu
-      Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu ( jam operasi )
-      Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah  
       kalibrasi
-      Ketika hasil pengamatan dipertanyakan


3.1.3    Metode – metode kalibrasi
-      Kurva kalibrasi 
Sejumlah larutan baku dengan variasi konsentrasi disiapkan, kemudian diukur menggunakan instrument dan respon instrument dicatat
-      Adisi standard
Metode yang digunakan untuk analit dalam matriks yang kompleks, yang mengakibatkan terjadinya interfrensi dalam respon instrument, sering disebut juga metode spiking
-      Standard Internal
Umumnya digunakan dalam GC dan HPLC
Suatu senyawa reference/pembanding ( standar interal ) dengan volume / massa yang konstan ditambahkan ke dalam larutan standard dan sampel.

3.1.4    Ada dua kalibrasi di Indonesia :
-      Kalibrasi teknis ( untuk proses Produksi )
Kalibrasi peralatan alat ukur yang tidak langsung berhubungan dengan dunia perdagangan. Dilakukan oleh LABORATORIUM kalibrasi terakreditasi KAN ( diakui secara Nasional ).
-      Kalibrasi Legal ( untuk keperluan Umum )
Kalibrasi peralatan alat ukur untuk keperluan perdagangan dilakukan oleh Direktorat Metrologi – Depdag.

3.1.5    Sumber – sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi :
-      Prosedur
-      Kalibrator
-      Tenaga pengkalibrasi
-      Periode kalibrasi
-      Lingkungan
-      Alat yang dikalibrasi

3.1.6    Interval waktu kalibrasi :
-      Selang waktu antara satu kalibrasi alat ukur denagn kalibrasi berikutnya. Interval kalibrasi bisa dinyatakan dalam beberapa cara antara lain:
a.    Waktu Kalender ( 1 tahun sekali, dan seterusnya )
b.    Waktu pemakaian ( 1000 jam pakai dan seterusnya )
c.    Kombinasi cara pertama dan kedua, tergantung mana yang lebih dahulu tercapai.
3.1.7    Istilah dalam kalibrasi alat ukur :
-      Resolusi
Nilai skala terkecil / suatu ekspresi kuantitatif dari kemampuan alat penunjuk untuk perbedaan yang cukup berarti antara nilai yang terdekat dari jumlah yang ditunjukan.
-      Akurasi
Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan terhadap harga sebenarnya dari objek yang diukur.
-      Presisi
Kecenderungan data yang diperoleh dari perulangan mengindikasikan kecilnya simpangan ( deviasi ).
-      Reaptibility
Ukuran variasi statistic data yang dihasilkan bila pengukuran dilakukan oleh personal, perlengkapan, serta ruangan dengan kondisi yang lama.
-      Readability
Kemampuan dari indra manusia dalam membaca data yang dihasilkan oleh suatu instrument.

3.1.8    Mengidentifikasi alat yang dikalibrasi.
-      Membuat jadwal kalibrasi ( internal/external )
-      Menyiapkan alat dan bahan
-      Melakukan kalibrasi
-      Membuat laporan kalibrasi
-      Evaluasi hasil kalibrasi
-      Sesuai standar
a.    Ya ( mencatat / memasang table kalibrasi )
b.    Tidak ( melakukan evaluasi data dampak dari penyimpangan alat ke laporan ke membuat
       laporan kerusakan ke prosedur perbaikan alat ).








3.1.9    Tujuan kalibrasi :
-      Menentukan deviasi ( penyimpangan ) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu
        instrument ukur.
-      Menjamin hasil – hasil pengukuran sesuai dengan standar – standar nasional maupun
        internasional .
-      Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran melalui rangkaian perbandingan tak
        terputus– putus.
-      Menentukan apakah peralatan masih layak digunakan sesuai dengan fungsinya.
-      Deteksi, korelasi, melaporkan dan mengeliminasi setiap variasi keakuratan alat uji.

3.1.10 Manfaat kalibrasi antara lain :
-      Mendukung system mutu yang diterapkan diberbagai industry pada peralatan
        laboratorium dan produksi yang dimiliki.
-      Mengetahui seberapa jauh perbedaan ( penyimpangan ) antara harga benar dengan harga
        yang ditunjukan oleh alat ukur.
-      Menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesiikasinya.

3.1.11 Beberapa kebutuhan untuk proses kalibrasi
-      Adanya Obyek Ukur ( Unit Under Test )
-      Adanya Calibrator ( Standard )
-      Adanya prosedur kalibrasi
-      Adanya teknisi yang telah bersertifikasi
-      Lingkungan terkondisi dengan baik
-      Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu Quality Record berupa sertifikasi kalibrasi.

3.1.12 Pengertian Kalibrasi menurut ISO/IEC GUIDE 17025 : 2005 dan VIM
( Vocabulary Of International Metrology )

KALIBRASI adalah serangkainan kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditujukan oleh instrument ukur/system pengukuran atau nilai diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai – nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah untuk menentukan kebenaran, konvensional nilai penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu tertelusur ( traceable ) ke standar Nasional untuk satuan ukur/internasional.
3.1.13 Ketentuan – Ketentuan Pokok Kalibrasi
-      Sifat Umum Alat Ukur
Alat ukur merupakan alat yang dibuat manusia sehingga ketidaksempurnaan adalah ciri utama. Ketidaksempurnaan dapat diketahui melalui istilah Rantai Kalibrasi. Istilah Rantai Kalibrasi antara lain :
-      Kepekaan ( Sensitivity )
Kemampuan Alat ukur menerima, mengubah dan meneruskan isyarat sensor ( dari sensor menuju ke bagian penunjuk, pencatat, atau pengolah data pengukuran ). Kepekaan alat ukur ditentukan terutama oleh bagian pengubah, sesuai denagn prinsip kerja yang diterapkan.
-      Histerisis ( Histerysis )
Perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan ( mulai dari skala Nol sampai skala maksimum kemudian diulangi dari skala maksimum sampai skala Nol ). Histerisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur.
-      Keterbacaan ( Readability )
Keterbacaan skala dengan penunjuk digitallebuh tinggi dibandingkan dengan keterbacaan skala dengan jarum penunjuk.
-      Kestabilan Nol ( Zero Stability )
Suatu penyimpangan yang membesar tetapi dengan harga yang tetap atau berubah – ubah secara rambang tak stabil, dikarenakan ketidakkakuan system pemegang alat ukur atau benda ukur, kelonggaran system pengencang atau keausan system pemosisi.
-      Pengembangan ( Floating )
Kadang-kadang terjadi pula jarum penunjuk dari alat ukur yang digunakan posisinya berubah-ubah. Atau kalau penunjuknya dengan sistem digital angka paling kanan atau angka terakhir berubah-ubah. Kejadian seperti ini dinamakan pengambangan. Kepekaan dari alat ukur akan membuat perubahan kecil dari sensor diperbesar oleh pengubah. Makin peka alat ukur makin besar pula kemungkinan terjadinya pengambangan. Untuk itu, bila menggunakan alat-alat ukur yang mempunyai jarum penunjuk pada skalanya atau penunjuk digital harus dihindari adanya kotoran atau getaran, juga harus digunakan metode pengukuran yang secermat mungkin.




-      Pergeseran ( Shifting, Drift )
Pergeseran adalah penyimpangan yang terjadi dari harga-hargayang ditunjukkan pada skala atau yang tercatat pada kertas grafikpadahal sensor tidak melakukan perubahan apa-apa. Kejadian seperti in sering disebut dengan istilah pergeseran, banyak terjadi pada alat-alatukur elektris yang komponen-komponennya sudah tua.
-      Kepasifan / kelambatan Reaksi ( Passivity )
Kepasifan Kadang-kadang sewaktu dilakukan pengukuran terjadi pula bahwa jarum penunjuk skala tidak bergerak sama sekali pada waktu terjadi perbedaan harga yang kecil. Atau dapat dikatakan isyarat yang kecil dari sensor alat ukur tidak menimbulkan perubahan sama sekali pada jarum penunjuknya. Keadaan yang demikian inilah yang sering disebut dengan kepasifan atau kelambatan gerak alat ukur Untuk alat-alat ukur mekanis kalaupun terjadi kepasifan atau kelambatan gerak jarum penunjuknya mungkin disebabkan oleh pengaruh pegas yang sifat elastisnya kurang sempurnya. Pada alat ukur pneumatis juga sering terjadi kepasifan ini misalnya lambatnya reaksi dari barometer padahal sudah terjadi perubahan tekanan udara. Hal inidisebabkan volume udaranya terlalu besar akibat dari terlalu panjangnya pipa penghubung sensor dengan ruang perantara.

 
3.2 Pemeliharaan Alat Kesehatan

3.2.1 Pengertian Pemeliharaan (maintenance) Menurut Para Ahli
1.      Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “ operations Management ” pemeliharaan adalah : “ all activities involved in keeping a system’s equipment in working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
2.      Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “ Production Management ” pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
3.      Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
           
            Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

            Kurang diperhatikannya Pemeliharaan (maintenance) diantaranya disebabkan oleh banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas Pemeliharaan (maintenance) Namun bagi kegiatan operasi perusahaan, maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.


3.2.2 Tujuan Pemeliharaan (maintenance).    
            Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan perbaikan ( repair ) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
            Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1.      Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2.      Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3.      Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
4.      Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

            Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1.      Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
2.      Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3.      Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4.      Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5.      Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
6.      Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan ( return on investment ) yang sebaik mungkin dan  total biaya yang terendah.

3.2.3 Fungsi Pemeliharaan (maintenance).     
            Apakah maksud pemeliharaan. Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
           

            Keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut :
1.      Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2.      Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar
3.      Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
4.      Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5.      Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan,
6.      Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,

3.2.4 Jenis-jenis pemeliharaan
1. Prefentive Maintenance.    
            Prefentive Maintenance disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul, yaitu kegitaan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat.  Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total.

2. Corrective Maintenance.
            Disebut juga break down maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.





3.3 Perbaikan Alat Kesehatan
3.3.1Pengertian Servis (Perbaikan)
            Servis sering juga disebut dengan istilah perbaikan(jasa). Pengertian dari perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula . Proses perbaikan tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah alat tersebut bisa berfungsi normal kembali. Perbaikan memungkinkan untuk terjadinya pergantian bagian alat/spare part. Terkadang dari beberapa produk yang ada dipasaran tidak menyediakan spare part untuk penggantian saat dilakukan perbaikan, meskipun ada, harga spare part tersebut hampir mendekati harga baru satu unit produk tersebut. Hal ini yang memaksa user/pelanggan untuk membeli baru produk yang sama. 

            Tidak setiap perbaikan dapat diselesaikan dengan mudah, tergantung tingkat kesulitan dan kerumitan assembling/perakitan alat tersebut, mulai dari tingkatan jenis bahan hingga tingkat kecanggihan fungsi alat tersebut. Tingkat kesulitan tersebutlah yang menumbuhkan perbedaan jenis perbaikan, mulai jenis perbaikan ringan, perbaikan sedang dan perbaikan yang sering dinamakan servis berat. Dari jenis servis diatas ditentukan biaya perbaikan sesuai tingkat kesulitannya.

            Service merupakan satu hal yang sangat penting dalam dunia bisnis karena service merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada pelanggan. Service juga menjadi salah satu pertimbangan seseorang untuk memutuskan membeli produk atau menggunakan jasa dari sebua perusahaan. Service yang buruk bisa membuat pelanggan lari dan beralih ke perusahaan pesaing. Mengingat begitu pentingnya service bagi kelangsungan usaha kita, sudah selayaknya bila kita selalu menjaga service kita kepada pelanggan.








Berikut ini adalah pengertian dan definisi service:
  • AHMAN SUTARDI & ENDANG BUDIASIH
Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan
  • HERMAWAN KERTAJAYA
Service merupakan sebuah paradigma dari orang - orang dalam sebuah perusahaan, tidak peduli apakah sebuah perusahaan yang menhasilkan product atau service untuk selalu memberikan best value pada pelanggannya
  • LOVELOCK & WIRTZ, 2004
Meskipun service sering kali memasukkan komponen tangibles yang penting, komponen ini bersama - sama dengan personel yang ahli menjadi kombinasi yang dominan dalam rangkaian value creation untuk penciptaan kinerja jasa
  • MOHD ROZANI PAWAN CHEK
Service adalah merupakan gabungan dari selling (menjual), emphasis (menenkankan), return (timbal balik), Visit (mengunjungi), Increase (menambah atau meningkatkan), commitment (mengikatkan diri), dan earn (penghasilan)
  • LAURENSIUS MANURUNG
Service merupakan aktivitas perusahaan dalam memberikan layanan pelanggan meliputi penanganan pelanggan dan keluhan pelanggan
  • HOLY ICUN Y & MARTINUS GETTY
Service merupakan komponen tambahan seperti garansi jasa, garansi spare part, asuransi, dll
  • IMELDA SAPUTRA
service adalah salah satu nilai tambah yang perlu kita miliki jika kita ingin tetap eksis di tengah - tengah persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini







BAB IV
PEMBAHASAN ALAT

4.1 SPHYGMOMANOMETER (TENSIMETER)


 









A. Penjelasan Alat
Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan  darah  sering  juga  disebut  sphygmomanometer
B. Bagian – bagian Tensimeter
1)    Manset
Berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi
tekanan darah pasien yang pada penggunaanya dipasang pada lengan pasien.
2)    Bulb / Pemompa
Berfungsi  untuk memompa udara ke dalam manset. Pada bulb terdapat :
a)         Valve Inlet / klep masuk yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar
b)         Valve output / klep keluar yang berfungsi mengeluarkan udara dari dalam bulb (di dalamnya terdapat filter)
c)          Valve pembuangan yang berfungsi untuk uang udara dari manset pada saat pengukuran  
3)    Tabung kaca pengukur
Berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompaoleh udara di dalam manset. Diatas
tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara                           

4)    Valve on / off
Berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa
5)    Tabung Air Raksa
Berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air raksa ada filternya.

C. Cara pengukuran tekanan darah
Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah
a.     Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff ) pada lengan atas.
b.    Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.   
c.       Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (br achial  artery ) sehingga aliran darah terhenti sementara.     
d.    Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
e.      Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.                                   
f.      Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.                                                               
D. Pemeliharaan Tensimeter Air Raksa
Cara membersihkan dan memperbaiki tensimeter air raksa:
            Tensimeter jenis ini paling banyak dipergunakan oleh para tenaga medis dan mempunyai usia yang lama dalam penggunaanya asal perawatannya dijaga dengan baik.

1) Persiapan peralatannya
a) Tang buaya atau tang kombnasi
b) Air raksa
c) Kasa / kain polos dengan ukuran minimal 20x20 cm
d) Kawat panjang 40cm dengan dia. 0.4 mm
e) Kapas
f) Wadah kecil / mankuk
g) Syiringe / suntikan

2)  Pelaksanaannya
a) Buka tensimeter, perhatikan apakan dalam keadaan terbuka atau tertutup
     tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saat
     gelas kaca ukur dibuka.
b) Buka penutup atas dengan memutar berlawanan jarum jam
c) Ambil secara perlahan gelas ukur dan bersihkan dengan kawat dan kapas, hingga debu   
    dan karat air raksa hilang.
d) Siapkan mankuk atau wadah untuk menampung air raksa yang akan dikeluarkan dari
     chambernya dengan membuka valve pengamannya
e) Kemudian taburkan letakan kain pada telapak lengan anda, dan letakkan air raksa   
     diatasnyasetelah itu lakukan pemerasan hingga air raksa kembali bersih dari debu dan
      karat
f) Bersihkan chamber air raksa
g) Setelah bersih posisikan kembali gelas ukur
h) Isikan kembali air raksa yang telah bersih kedalam chamber dengan menggunakan    
     syiringe/suntikan , isikan air raksa hingga menyentuh garis nol pada gelas ukur, jika
     kurang lakukan penambahan dan tutup kembali bagian atasnya
i) Lakukan pengetesan dengan Pressure meter atau dengan membandingkan dengan
    tensimeter lainnya dengan menghubungkan secara langsung untuk melakukan    
    pengaturan /adjusment
j)  Jika telah sama maka proses pengaturan selesai
k) Bersihkan pula Balon Pompa / Bulp tensi dengan membuka filter udara dan
     membersihkannya dari debu
l) Ganti Maset dan Balon tensi yang bocor dan lap kembali
m) Proses pemeliharaan selesai






E. Troubleshooting
1)        Bulb bila dipompa tidak dapat menggelembung kembali dengan cepat.
Penyebabnya adalah valve inlet atau klep masuk kotor
Penanggulanganya :
a.    Ambil kapas,  alkohol dan kawat halus
b.   Bersihkan valve inlet / klep masuk dengan cara kawat halus ujungnya diberi kapas dan basahi dengan alkohol

2)        Bulb bila dipompa terasa keras
Penyebabnya adalah valve outlet atau klep keluar kotor
Penanggulanganya :
a)      Lepaskan valve outlet dari bulb
b)     Buka filternya dengan cara menggunakan pinset untuk menjepit dan tarik keluar.
c)      Bersihkan filter dengan alkohol

3)        Air raksa naiknya pelan – pelan atau tidak sesuai dengan tekanan udara yang ada di manset
Penyebabnya adalah Tabung kaca pengukur kotor.
Penanggulangannya :
a)      Valve on / off pastikan berada pada posisi off.
b)        Lepaskan kaca pengukur dengan cara buka tutup lubang pembuangan dan dorong keatas tabung kaca pengukur.
c)         Bersihkan tabung kaca pengukur dengan kawat yang ujungnya diberi kapas. Masukkan kawat tersebut kedalam lubang tabung kaca pengukur dan dorong sampai keluar diujung yang satunya. Ulangi beberapa kali sampai tabung kaca pengukur bersih.
d)        Masukan tabung kaca pengukur dan tutup kembali lubang pembuangan







4)        Air raksa pada saat awal tidak menunjuk angka 0 (nol)
Penyebabnya adalah air raksa kurang.
Penanggulangannya :
a)     Valve on / off pastikan pada posisi off
b)    Lepaskan tutup lubang pembuangan.
c)    Gunakan spuit untuk menambah air raksa. Perhatikan jumlah air raksa dengan melihat pada skala.
d)   Bila air raksa sudah sampai pada posisi 0 (nol), berarti air raksa sudah cukup.
e)    Masukkan kembali tabung kaca pengukur dan tutup lubang pembuangan.
f)     Jangan pernah menambah air raksa dengan cara menusuk langsung tutup pembuangan.

5)        Manset setelah dipompa kempis kembali
Penyebabnya adalah Manset bocor atau ada hubungan antar selang penghubung yang kurang kencang.
Penangggulangannya :
Pompa bulb sampai manset keras, kemudian selang dekat manset tekuk dan tekan
dengan kuat sehingga tidak ada udara yang keluar. Perhatikan apakah manset kempis
atau tidak. Bila kempis berarti manset bocor, maka ganti dengan yang baru. Bila
manset tidak kempis berarti ada hubungan antara selang penghubung yang kurang
kencan. Periksa dan kencangkan.

6)        Hasil pengukuran tidak sesuai bila dibanding dengan tensimeter yang lain
Penyebabnya :
a)      Tabung kaca pengukur kotor. Penanggulangannya sama dengan cara diatas
b)     Air raksa tidak menunjuk angka 0 (nol) pada saat awal pengukuran. Penanggulangannya sama dengan cara menambah air raksa diatas.





F. Prosedur Kalibrasi
             I.      Persiapan
1.   Gunakan perlengkapan keselamatan diri seperti masker dan sarung tangan karet sebelum melakukan pendataan/pengukuran.
2.   Lakukan pendataan administrasi meliputi :
    1. Data pelanggan, yang terdiri dari : nama pelanggan dan nomor order. Khusus no.order  diisi untuk pekerjaan kalibrasi yang dilakukan di dalam laboratorium.
    2. Data alat pelanggan (UUT), terdiri dari : merk, type, nomor seri dan tempat kalibrasi, ruangan alat dan jenis cuff  (dewasa atau anak)
    3. Data alat standart yang digunakan, terdiri dari : merk, dan type
3.   Lakukan pengukuran kondisi lingkungan, meliputi kondisi suhu dan kelembaban.
Pencatatan kondisi lingkungan dilakukan  pada saat awal serta akhir pengukuran.
4.   Lakukan pemeriksaan fisik, meliputi badan/permukaan UUT, cuff & selang, bulb/balon, serta meter/skala pembaca pada UUT.
5.   Catat hasil pemeriksaan pada lembar kerja.
6.   Rakit UUT dengan Standart seperti gambar di bawah ini.


 







             II.   Kalibrasi
1.      Tes Kebocoran
a.       Untuk cuff dewasa, berikan tekanan 200 mmHg pada UUT atau 160 mmHg untuk cuff anak
b.      Setelah 60 detik, kemudian baca penunjukan penurunan tekanan. Lakukan pengukuran tes kebocoran sebanyak 3 (tiga) kali.
c.       Nilai kebocoran maksimum tidak boleh melebihi 15 mmHg/60 detik (ECRI 424-20010301).
d.      Jika ditemukan tingkat  tes kebocoran melebihi ambang batas (15 mmHg/60 detik), maka lakukan pengecekan pada setiap sambungan antara UUT dan standart serta cuff dan bulb.
e.       Apabila tes kebocoran tetap melebihi ambang batas, gunakanlah alat bantu (cuff dan bulb persediaan).
f.       Catat hasil pengukurannya pada lembar kerja, berikut catatan rekomendasi penggantian bulb dan atau cuff.
2.      Pengukuran Tekanan.
a.       Sebelum melakukan pengukuran lepas sambungan antara UUT dan standart, pastikan nilai penunjukannya pada Sphygmomanometer di 0 mmHg.
b.      Lakukan zeroing pada standart, kemudian sambung kembali UUT dengan standart.
b.      Untuk cuff dewasa lakukan pengukuran pada titik (0, 60, 80, 100, 120, 140, 160 180, 200) mmHg dan  cuff anak pada titik (0, 60, 80, 100, 120, 140) mmHg.
c.       Pengukuran dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali  untuk setiap titik pada kondisi naik dan turun.
d.      Catat nilai yang terukur pada  lembar kerja kalibrasi.
e.       Setelah selesai,  rapikan UUT, standart dan alat bantu.

G. Ambang batas.

No.
Parameter
Ambang batas yang diijinkan
Acuan
1.
Kebocoran tekanan
≤ 15 mmHg/60 detik
ECRI 424-20010301
2.
Akurasi tekanan
± 3 mmHg
OIML R 16-1

H. Telaah Teknis
1.   Nilai kebocoran tekanan
Dihitung berdasarkan nilai kebocoran maksimal dari 3 (tiga) data yang diambil.
Jika nilai maksimal dari 3 (tiga) data tersebut tidak melebihi ambang batas (15 mmHg/60detik), maka telaah teknis untuk parameter kebocoran tekanan dinyatakan Laik.
Jika nilai maksimal dari 3 (tiga) data tersebut  melebihi ambang  batas (15 mmHg/60 detik), maka telaah teknis untuk parameter kebocoran tekanan dinyatakan Tidak Laik.

2.   Akurasi Tekanan
Penentuan kriteria Laik/Tidak Laik akurasi tekanan di tiap titik Sphygmomanometer berdasarkan nilai penjumlahan dari nilai koreksi ditambah nilai ketidakpastiannya.
Jika hasil penjumlahan nilai koreksi berikut nilai ketidakpastian di suatu titik pengukuran  kurang dari 3 mmHg, maka titik pengukuran tersebut dinyatakan Laik.
            Jika hasil penjumlahan nilai koreksi berikut nilai ketidakpastian di suatu titik pengukuran melebihi 3 mmHg, maka titik pengukuran tersebut dinyatakan Tidak Laik.


4.2 ELECTROSURGERY UNIT (ESU)
A. Pengertian Electrosurgery Unit
Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik frekwensi tinggi.Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan.Pada penggunaan Elektrosurgery Unit,digunakan arus listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300 KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan.Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka bakar , dan memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif  kejaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral.
            Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup
            Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu  dengan memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.


            Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.

            Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang kontinyu menyebabkan terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang sangat cepat. Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong) maka akan dihasilkan panas lebih.

            Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain :
1)      Efek Thermal
            Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan   oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2)      Efek Faradik
            Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz,
3)      Efek Elektrolitik
            Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.          
B. Cara Pengoperasian
1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU terutama cairan.
2. Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan baik.
3. Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding.
Pastikan kabel power telah tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak ada ground, hubungkan ESU dengan ground tambahan.
3. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power.
4. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down, baik untuk cutting maupun coagulation. Lakukan juga pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode yang diinginkan untuk coagulating, bila memang dibutuhkan.
5.  ESU siap  untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke pasien dengan baik.
6.  Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.

C. Cara Perawatan
1.      Cek Performa
-          Test performa otomatis setelah switch power di on kan
-          Cek output tegangan/arus HF
-          Cek otomatis dari elektroda netral
2.      Pengecekan Keselamatan
-          Pengecekan inscripsi dan instruksi manual
-          Pengecekan secara visual dari unit dan aksessoris dari kerusakan
-          Pengecekan keselamatan listrik meliputi :
        ·         Pemeriksaan grounding
        ·         Pemeriksaan kebocoran
-          Pengujian performa semua tombol dan lampu control pada unit
-          Pengecekan bagian penampil
-          Pengecekan mode automatic start
3.      Pengecekan Keselamatan
-          Pengukuran output saat mode operasi CUT
-          Pengukuran output saat mode operasi COAGULATE
-          Pengukuran kapasitas frekuensi tinggi pada berbagai mode operasi
-          Elektro Surgery Unit harus melalui pemeriksaan paling tidak satu tahun sekali.
D. Troubleshoothing
1.      Ada tegangan HF pada sensor tegangan HF,
Kesalahan :
-          kesalahan dalam generator HF ,
-          mengganti aksesoris
2.      Tegangan keluaran HF terlalu tinggi
Kesalahan:
-          Kesalahan dalam generator HF
3.      Modus unit power supply pasokan tegangan tidak beralih selama aktivasi,
Kesalahan :
-          Kesalahan dalam beralih modus power supply
4.      Modus unit power supply pasokan tegangan terlalu tinggi pada saat aktivasi ST Generator ,
Kesalahan :
-          Kesalahan dalam beralih modus unit power supply
5.      Kebocoran arus LF adalah >50 mA dan mengalir ke unit melalui elektroda netral
Kesalahan :
-          Periksa posisi pasien ,apakah ada kontak dengan infus berdiri , atau sejenisnya
-          Ada peralatan yang rusak yang terhubung ke pasien
-          Ada pemerataan potensi dan grounding konduktor baik atau tidak
6.      Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan ON
Kesalahan: servise teknis
7.      Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan OFF
Kesalahan : servise teknis
8.      Batas waktu kontinu maksimum terlampaui
Kesalahan :
-          Hanya aktifkan unit yang diperlukan
-          Batas waktu monitor fitur keamanan umumnya hanya akan meningkat dengan indikasi yang ketat dengan menggunakan program pengujian di set up



E. SOP Kalibrasi ESU
     Merk           : DRE
     Type           : ASG 300
     No Seri       : 60554WG3

1. Persiapan
          a. Menyiapkan lembar kerja kalibrasi (LK).
          b. Menyiapkan alat ESU yang akan dikalibrasi.
          c. Menyiapkan Alat ukur ESU ANALYZER.
          d. Menyiapkan assesories berupa elektroda, kabel penghubung.

2. Pelaksanaan
          a. Mengisi lembar kerja yang terdiri dari mengisi identitas data   
              pelanggan, data alat yang akan dikalibrasi, data alat ukur yang
              digunakan, kondisi fisik dan fungsi alat dan kondisi lingkungan.
          b. Melakukan Instalasi.
          c. Pasang semua assesories ke unit alat dengan benar (Neutral plate, handswitch dan  
              elektroda, footswitch).
          d. Koneksikan neutral pada ESU Analyzer dengan benar.
          e. Hidupkan alat dengan menekan tombol power ON/OFF.
          f. Lihat daya dan tahanan pada bagian belakang alat ESU

3. Pengukuran
Kinerja Cutting
      1. Atur daya maksimal 300 Watt dan R Load 300 ohm pada ESU Analyzer
      2. Pilih pengukuran 30 Watt sesuai LK dengan menekan tombol “UP” atau “DOWN”
          hingga tertera nilai 30 pada display bagian CUT pada ESU
      3. Tekan “push buttom” CUT pada elektroda
      4. Lihat nilai yang tertera pada ESU Analyzer
      5. Catat hasil pada LK
      6. Ulangi dari awal untuk pengukuran CUT dengan daya 90 W, 120 W, 180 W, 240 W



Kinerja Coagulating
      1. Untuk Coagulating setting daya maximal 120 Watt dan R Load 500 ohm pada ESU
          Analyzer.
      2. Pilih pengukuran 20 W sesuai LK dengan menekan tombol “UP” atau “DOWN”
          hingga tertera nilai 30 pada display bagian COAG pada ESU.
      3. Tekan “push buttom” COAG pada elektroda.
      4. Lihat nilai yang tertera pada ESU Analyzer
      5. Catat hasil pada LK
      6. Ulangi dari awal untuk pengukuran CUT dengan daya 20W, 40W, 60W, 80W, 100W

4. Pengemasan
      1. Setelah selesai digunakan, set level energi ke posisi minimum lau matikan alat dengan  
          menekan tombol Power ON/OFF
      2. Matikan ESU dan ESU analyzer jika sudah selesai pengukuran.
      3. Lepas semua aksessoris kabel penghubun, elektroda
      4. Menempel label kalibrasi sebagai buktialat telah di kalibrasi
      5. Rapikan peralatan setelah selesai melakukan kalibrasi.
      6. Simpan alat pada tempat semula.











BAB IV
PENUTUP
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya dan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL di PT. Medcalindo yang disusun berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini.
Kami berharap agar laporan ini dapat berguna bagi rekan–rekan mahasiswa di Politeknik Kesehatan Jakarta II umumnya dan Jurusan Teknik Elektromedik khususnya serta pihak PT. Medcalindo sebagai bahan referensi tertulis. Pada bab ini penulis ingin mengulas  isi dari laporan PKL ini.
            Adapun ulasannya akan diisi dengan kesimpulan yang sudah kami siapkan, serta beberapa saran yang membangun untuk berbagai pihak, seperti saran untuk PT. Medcalindo, mahasiswa dan untuk umum. Mohon maaf apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dihati pembaca.

4.1 Kesimpulan
Dari laporan ini kami memiliki beberapa kesimpulan sesuai yang kami ketahui.
1.      PT. Medcalindo merupakan Perusahaan kalibrasi alat kesehatan terpercaya dan berkualitas  keahliannya.
2.      Perusahaan alat kesehatan swasta yang melayani kalibrasi, perbaikan dan pemeliharaan
3.      Pada saat melakukan kalibrasi alat kesehatan harus melalui standar operasional kalibrasi alat dengan lembar kerja yang sesuai.

4.2 Kesan
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak PT. Medcalindo yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) diPT.Medacalindo pada tanggal 15 Juni s/d  21 Agustus 2015. Serta kepada HRD , Teknisi, Aplikan, Marketing dan setiap instansi terkait yang telah membantu kami selama PKL sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk lebih mengenal dunia kerja di Perusahaan alat kesehatan. Sekian ucapan terima kasih dari kami atas kerja samanya.