LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
PT. MEDCALINDO
DISUSUN OLEH:
1. IBNU RIZAL FADHLURAHMAN ARIF
NPM
: P2.31.38.0.13.052
2. M. ARIF INDRAWAN
NPM : P2.31.38.0.13.058
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 2
JURUSAN
TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN
AJARAN 2015-2016
Lembar Pengesahan Perusahaan
Disusun oleh:
1. Ibnu Rizal Fadhlurahman Arif (P2.31.38.0.13.052)
2. M. Arif Indrawan (P2.31.38.0.13.058)
Institusi : Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta
II
Jurusan
Teknik Elektromedik
Telah
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan selama 2 bulan, terhitung mulai dari
tanggal 15 Juni 2015 sampai 21 Agustus 2015 di PT. Medcalindo dan telah
menyelesaikan laporan.
Menyetujui:
Pembimbing
Manager Teknis
Praktek
Kerja Lapangan
Ali Fahmi AMTE Sigit Trijananto AMTE,ST
Mengetahui :
Direktur Perusahaan
PT. MEDCALINDO
Adhi Prihasto AMTE, ST
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Puji
dan syukur kita panjatkan atas segala rahmat dan Hidayah yang diberikan oleh
ALLAH S.W.T sehingga kami diberi kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. MEDCALINDO dengan penuh suka cita
serta dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Meskipun demikian, kami
sadar atas segala kekurangan serta keterbatasan kami dalam melaksanakan praktek
kerja lapangan dan didalam penyusunan laporan ini. Laporan ini dibuat agar kami
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah kami dapat selama kami Praktek Kerja
Lapangan di PT. MEDCALINDO
Dari Praktek Kerja
Lapangan ini juga kami mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan mengenai
alat-alat kesehatan serta memperoleh pengalaman langsung tentang realita
kehidupan di dunia kerja. Oleh sebab itu, kami sangat berterima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, pengalaman, dan
waktunya dalam membantu kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini.
Pada akhirnya kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
·
ALLAH S.W.T atas
segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
·
Rasulullah Nabi Muhammad S.A.W yang
telah memberikan cahaya kebenaran pada umat manusia.
·
Orang
tua yang selalu membimbing dan mendukung kami.
·
Bapak
Hendra Marwarzi ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes
Kemenkes Jakarta II
·
Segenap
Direksi PT. Medcalindo yang mengizinkan kami untuk melakukan Praktek Kerja
Lapangan di lingkungan kerja
·
Bapak
Adhi Prihasto AMTE, ST selaku Direktur Perusahaan, terima kasih Bapak atas segala
kebaikan dan bimbingannya selama kami Praktek kerja Lapangan di PT. Medcalindo
·
Bapak
Sigit, Bang Ali, Bang Riza, Bang Jani, Bang Miftah, Kak Dewi, Kak Witri dan semua anggota di PT. Medcalindo yang
telah memberikan bimbingan, bantuan, dan pengalaman kepada kami selama
menjalani Praktek Kerja Lapangan
·
Dan
juga Rekan-rekan Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik
angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namanya.
Semoga Allah
membalas kebaikan kalian dengan lebih atas segala bantuan dan dukungan yang
telah diberikan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami
sadar dalam menyelesaikan laporan ini, masih banyak kekurangan yang terjadi. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah kami
harapkan guna tercapainya kesempurnaan laporan dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh
Jakarta,
21 Agustus 2015
Penulis
ABSTRAK
Dalam laporan ini kami memaparkan
segala kegiatan yang kami lakukan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Medcalindo berlangsung dari 15 Juni – 21 Agustus 2015. Kegiatan PKL ini
diharapkan bisa memberikan pembelajaran dan pengalaman terhadap mahasiswa agar
bisa merasakan lingkungan kerja yang sebenarnya.
Selama menjalani masa
PKL ini kami ditekankan oleh instruktur untuk melakukan pengenalan umum
terhadap alat yang diklasifikasikan berdasarkan mata kuliah yaitu peralatan
kalibrasi, peralatan diagnostik, peralatan terapi, peralatan life support and
saving, peralatan bedah dan anestesi, peralatan radiografi dan yang terakhir
adalah peralatan laboratorium klinik. Pengenalan umum alat disini mencakup dari
nama alat, fungsi, prinsip kerja alat, standar pengoperasian dan blok diagram
Banyak hal yang kami
dapatkan setelah melakukan kegiatan PKLterutama pengalaman kerja serta cara
kita berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan kerja yang tidak diajarkan
dibangku perkuliahan, begitupula pembelajaran untuk beberapa alat yang bentuk
fisiknya tidak ada dalam kampus bisa
kami pelajari dalam kegiatan PKL ini baik itu untuk pengenalan alat dalam
lingkup teori maupun penanganan alat untuk kegiatan praktek.
Daftar
Isi
Judul........................................................................................................................... i
Lembar
Pengesahan Perusahaan................................................................................ ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Abstrak....................................................................................................................... v
Daftar Isi.................................................................................................................... vi
BAB I:
Pendahuluan
Latar
Belakang..................................................................................................... 1
Tujuan
Praktek Kerja Lapangan........................................................................... 2
Batasan
Masalah.................................................................................................. 2
Metode
Pengumpulan Data................................................................................. 2
Sistematika
Penulisan........................................................................................... 3
BAB II: Gambaran
Umum Perusahaan
Pendahuluan......................................................................................................... 4
Visi dan Misi........................................................................................................ 5
Data Perusahaan................................................................................................... 6
Produk
Jasa.......................................................................................................... 7
Bab III: STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
Kalibrasi Alat Kesehatan..................................................................................... 11
Pemeliharaan
Alat Kesehatan.............................................................................. 17
Perbaikan Alat Kesehatan.................................................................................... 20
BAB IV:
PEMBAHASAN ALAT
Sphygmomanometer............................................................................................ 22
ElectroSurgery Unit............................................................................................. 29
BAB V: PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................... 35
Kesan................................................................................................................... 35
Lampiran.................................................................................................................... 36
Dokumentasi.............................................................................................................. 40
Daftar Pustaka........................................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Praktek
kerja lapangan merupakan wujud pengaplikasian terpadu antara sikap, kemampuan
dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah. Dengan mengikuti
praktek kerja lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang
sebenarnya.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan diberbagai
perusahaan dan instansi akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba
ilmu pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman. Praktek kerja lapangan
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D III Jurusan Teknik Elektromedik di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Melalui praktek kerja lapangan ini mahasiswa
akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide
yang berguna dan dapat menambah pengetahuaan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan
rasa disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan
kepadanya.
Sebagaimana diketahui bahwa teori merupakan
suatu ilmu pengetahuan dasar bagi perwujudan praktek. Oleh karena itu untuk
memperoleh pengalaman dan perbandingan antara teori dan praktek, maka mahasiswa
diharuskan menjalani praktek kerja lapangan di instansi pemerintah atau
perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum
menyelesaikan studinya.
Mengingat
sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas maka
banyak perguruan tinggi berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dengan cara meningkatkan mutu pendidikan dan menyediakan sarana-sarana
pendukung agar dihasilkan lulusan yang handal.
Dalam
rangka itulah maka lembaga program D III Teknik Elektromedik Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta II mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan
praktek kerja lapangan, sehingga mahasiwa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam lingkungan kerja yang sebenarnya.
Kami melakukan praktek kerja di PT.
MEDCALINDO yang berlokasi di Jl.
Cilandak KKO No. 5 Cilandak Kel. Ragunan Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
1.2 TUJUAN
Tujuan
PKL yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
adalah sebagai berikut:
Untuk menerapkan teori ilmiah yang telah
dipelajari dari bangku perkuliahan terhadap objek yang diteliti di perusahaan.
- Untuk mempelajari kondisi / mekanisme di perusahaan, sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri pada saat terjun ke dunia industri yang sekarang ini semakin berkembang dan maju pesat.
- Untuk menambah kepercayaan diri dan keberanian serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh instansi / perusahaan kepada mahasiswa/i.
- Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
1.3. BATASAN MASALAH
Agar penulisan Laporan PKL ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka kami menetapkan batasan-batasan yang kami buat sesuai kurikulum mata kuliah yang telah kami pelajari dikampus dan ditempat Praktek Kerja Lapangan.
1.4
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode
pengumpulan data yang kami gunakan dalam Praktek Kerja Lapangan antara lain
sebagai berikut:
1. Metode Study Pustaka yaitu dengan
melakukan pengumpulan data dengan mencari sumber dari buku pedoman dan internet.
2. Metode praktikum yaitu dengan melakukan praktikum langsung di lapangan
sesuai pedoman kerja.
3. Metode obsevasi dengan melakukan
pengamatan lapangan untuk dibandingkan dengan sumber data.
4.
Metode
interview yaitu dengan mencari data langsung dengan melakukan interview dengan
pihak-pihak yang terkait.
1.5
SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam
penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyajikan dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB
III STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BAB IV PEMBAHASAN ALAT
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
Gambaran Umum Perusahaan
2.1 Pendahuluan
Saat
ini peningkatkan mutu dan efektifitas dalam pelayanan serta keselamatan
terhadap pasien (patient safety) dari penggunaan peralatan kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sudah menjadi tuntutan dan kehendak
masyarakat, karenanya dibutuhkan suatu program pemeliharaan dan kalibrasi
peralatan kesehatan secara periodik/berkala dan berkesinambungan. Ini
diperlukan untuk menjamin dan menjaga performance peralatan kesehatan serta
dapat diketahui kebenaran nilai keluarannya atau kinerjanya, siap dan laik
pakai serta aman bagi pasien dan pengguna.
Undang-Undang
Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan bahwa
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan RS harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi di bidangnya. Pemeliharaan peralatan tersebut harus
didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
Selain
itu bahwa setiap peralatan kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan atau institusi pengujian fasilitas
kesehatan yang berwenang seperti diamanatkan dalam UU RI No.44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit dan Permenkes No.363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian
dan Kalibrasi Alat Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Dengan
memperhatikan, memahami serta sadar akan pentingnya pelayanan optimal yang
harus diberikan kepada masyarakat, maka mendorong kami PT MEDCALINDO untuk turut
serta ambil bagian dalam memberikan dukungan dalam peningkatan mutu layanan
kesehatan dan keselamatan pasien dengan menawarkan produk-produk meliputi :
1.
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
2. Kalibrasi Peralatan Kesehatan
3. Perbaikan Peralatan Kesehatan
4. Software Asset Manajemen Rumah Sakit
2. Kalibrasi Peralatan Kesehatan
3. Perbaikan Peralatan Kesehatan
4. Software Asset Manajemen Rumah Sakit
2.2
Visi dan Misi PT MEDCALINDO
VISI
Menjadi Institusi kelas dunia dibidang kalibras dan pemeliharaan alat medis yang berpihak kepada pelanggan.
MISI
Menjadi Institusi kelas dunia dibidang kalibras dan pemeliharaan alat medis yang berpihak kepada pelanggan.
MISI
1.
Jaminan penuh kepuasan pelanggan sesuai dengan standar yang disepakati
2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme melalui pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia secara berkesinambungan.
NILAI
• Kredibel
• Kompetitif
• Profesional
• Inovatif
• Bekerja dalam tim dan komunikasi terbuka
• Berubah menuju prima secara berkesinambungan
• Komitmen
MOTO
Your Choise For Medical Equipment Maintenance & Calibration.
2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme melalui pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia secara berkesinambungan.
NILAI
• Kredibel
• Kompetitif
• Profesional
• Inovatif
• Bekerja dalam tim dan komunikasi terbuka
• Berubah menuju prima secara berkesinambungan
• Komitmen
MOTO
Your Choise For Medical Equipment Maintenance & Calibration.
2.3
Data Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. MEDCALNDO
Penanggung Jawab : Adhi Prihasto AMTE,ST
Alamat :
Jl. Cilandak KKO No. 5 Cilandak Kel. Ragunan Kec. Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12550
No. Telepon : 021-780 6808, 780 7836, 7023 4716
No. Fax :
021-780 6808
SIUP :
08063-04/PK/1.824.271
TDP :
09.03.1.46.78836
No. NPWP :
03.254.351.4-017.000
Legalitas
1. Akte Notaris
No.1 tanggal 23 april 2012, PRATHIWI
KUSUMA WIENAHYU, SH,
M.Kn., SK Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI tanggal 21 januari
2010
No.AHU-15.AH.02.01 Tahun 2010
2. Persetujuan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Persoalan No. AHU-15.AH.02.01
Tahun.2010
3. Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) No. 08063-04/PK/1.824.271
4. Tanda Daftar Perusahaan
Perseroan Terbatas No. 09.03.1.46.78836
5. Surat Keterangan Terdaftar Wajib
Pajak No. 03.254.351.4-017.000
6. Rekomendasi IKATEMI untuk tenaga
Lab. Kalibrasi PT. Medcalindo No.05/III/DPP-
IKATEMI/REK/XI/2012
7. Ijin Institusi Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan No.9481/2010 dari Departemen
Kesehatan RI
Tenaga
Ahli
NO
|
Nama
|
Pendidikan
|
Pengalaman
|
1
|
Adhi Prihasto AMTE,ST
|
1990-D3 ATEM
2004-S1 Elektro
|
15 Tahun
|
2
|
Sigit Trijananto BE,ST
|
1990-D3 ATEM
2006-S1 Elektro
|
15 Tahun
|
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Sugiharso BE
WidodoPersatio AMTE
Ali FahmiAMTE
Riza Fauzi AMTE
Rasajani AMTE
Dewi Anita Sari
Ragil Witri Suryaningtyas
|
1989-D3 ATEM
1990-D3 ATEM
2002-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
2014-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
2012-D3 ATEM
|
15 Tahun
15 Tahun
6 Tahun
2 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
2 Tahun
2 Tahun
|
2.4
Produk Jasa
2.4.1
Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Kesehatan
Peralatan
kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung
dengan peralatan yang selalu dalam kondisi baik dan layak pakai serta
aman bagi pasien,pengguna dan pengunjung.
Dengan
didukung tenaga yang memiliki kompetensi di bidang teknik
elektromedik dan berpengalaman serta peralatan yang memadai, kami PT.
Medcalindo juga menyediakan Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan
Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Adapun
Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Kesehatan
yang kami lakukan meliputi peralatan kesehatan pada
pelayanan/instalasi :
1.
Radiologi
2. ICU/ICCU
3. Kamar Operasi
2. ICU/ICCU
3. Kamar Operasi
4.
Rehabilitasi Medik
5.
Laboratorium
6. Loundry
7. CSSD
8. Ob Gyn
9. Kedokteran Gigi
10. UGD
6. Loundry
7. CSSD
8. Ob Gyn
9. Kedokteran Gigi
10. UGD
2.4.2
Laboratorium Penguji / Kalibrasi Alkes
Dalam
menjalankan kegiatan jasa kalibrasi PT. Medcalindo
didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan, personel yang berpengalaman
dan kompeten serta metode kerja yang tervalidasi.
Kegiatan
kalibrasi yang dapat dilakukan oleh PT. Medcalindo
dapat dikategorikan dalam 2 ( dua ) jenis kegiatan kalibrasi/pengujian, antara
lain :
1. Kegiatan
kalibrasi/pengujian alkes dilakukan di tempat pelanggan (in-situ).
2. Kegiatan kalibrasi/pengujian alkes di laboratorium PT. Medcalindo.
2. Kegiatan kalibrasi/pengujian alkes di laboratorium PT. Medcalindo.
PT.
Medcalindo dapat melayani setiap permintaan pelanggan
di setiap
hari kerja Senin sampai dengan hari Jum’at pada pukul 8.00 Wib ~ 17.00 Wib. Cakupan/wilayah kerja kegiatan kalibrasi/pengujian yang dilakukan oleh kami meliputi semua sarana pelayanan kesehatan yang berada di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
hari kerja Senin sampai dengan hari Jum’at pada pukul 8.00 Wib ~ 17.00 Wib. Cakupan/wilayah kerja kegiatan kalibrasi/pengujian yang dilakukan oleh kami meliputi semua sarana pelayanan kesehatan yang berada di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
2.4.3 Software Asset Manajemen
Rumah Sakit
Software
ini diciptakan untuk pengelolaan peralatan kesehatan yang di dalamnya terdapat
modul-modul yang sangat aplikatif serta dibuat secara customize sesuai dengan
kebutuhan sarana pelayanan kesehatan.
Modul-modul software tersebut
terdiri dari:
1) Modul Inventaris Peralatan Kesehatan
2) Modul Perhitungan Nilai Asset
3) Modul Perencanaan Anggaran
4) Modul Manajemen Pemeliharaan, Perbaikan
dan Kalibrasi
5) Modul Data Suplier
6) Modul Kepustakaan Teknik
7) Modul Pelaporan
Keuntungan Penggunaan Software
Asset Manajemen antara lain:
1.Inventarisasi
peralatan kesehatan tersusun dengan baik
2.Mengetahui nilai asset dengan mudah
3.Mempermudah dalam penyusunan anggaran belanja untuk pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi.
4.Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi.
5.Memonitoring kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi. 6.Mempermudah pelaporan
7.Dapat dioperasikan secara Multi User (banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan) 8.Dukungan terhadap program Akreditasi Rumah Sakit dan Pemenuhan Kesesuaian Mutu ISO 9001-2008.
2.Mengetahui nilai asset dengan mudah
3.Mempermudah dalam penyusunan anggaran belanja untuk pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi.
4.Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi.
5.Memonitoring kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi. 6.Mempermudah pelaporan
7.Dapat dioperasikan secara Multi User (banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan) 8.Dukungan terhadap program Akreditasi Rumah Sakit dan Pemenuhan Kesesuaian Mutu ISO 9001-2008.
2.4.4 Daftar Alat Kesehatan
|
1 Alat Hisap Medik
2 Anesthesi Unit
3 Aspirator
4 Baby Incubator
5 Bed Side Monitor
6 Blood Bank
7 Blood Gas Analyzer
8 Blood Pressure Monitor
9 Blood Warmer
10 Bluelight
11 Cardiotocograph
12 Centrifuge
13 Chemistry Analyzer
14 Coagulation Analyzer
15 Couter
16 CPAP
17 DC Shock
|
36 Infant Incubator
37 Infant Warmer
38 Infusion Pump
39 Inkubator Bayi
40 Inkubator Perawatan
41 Light Source ( Lampu Operasi )
42 Micropipet
43 MWD ( Mikro Wave Diatermy )
44 Nebulizer
45 Oven
46 Oxymeter
47 Parafin Bath
48 Pasien Monitor
49 Pulse Oxymetri
50 Refrigerator Laboratorium
51 Rotator
52 Sphygmomamometer
53 Spirometri
54 SPO2 Monitor
55 Sterilisator Basah
56 Sterilisator Kering
57 Stirer
58 SWD (Short Wave Diatermy )
59 Syringe Pump
60 TENS
61 Tensimeter
62 Timbanagan Bayi
63 Timbangan Dewasa
64 Traksi
65 Treadmil + ECG
66 Ultra Sound Theraphy
67 Urine Analyzer
BAB
III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
3.1 Kalibrasi Alat
Kesehatan
3.1.1 Pengertian
Kalibrasi
Kalibrasi
adalah menentukan kebenaran konvensional penunjukkan alat melalui cara
perbandingan dengan standar ukurnya yang tertelusur ke standar
Nasional/Internasional. Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional bahan – bahan
acuan tersertifikasi, serta mengikuti
petunjuk didalam ISO/IEC 17025:2005.
Pada
umumnya kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu, contohnya :
-
Thermometer
dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan
disesuaikan ( melalui konstanta kalibrasi ). Sehingga thermometer tersebut
menunjukkan temperature yang sebenarnya dalam celcius pada titik – titik
tertentu disklala.
- Sphygmomanometer dapat dikalibrasi
sehingga kesalahan atau indikasi atau koreksi pada air raksa dapat ditentukan
dan disesuaikan. Sehingga pembacaan air raksa dapat menunjukkan skala yang
sebenarnya.
3.1.2
Ketentuan –
ketentuan pokok kalibrasi
-
Perangkat
baru
-
Suatu
perangkat setiap waktu tertentu
-
Suatu
perangkat setiap waktu penggunaan tertentu ( jam operasi )
-
Ketika suatu
perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
-
Ketika hasil
pengamatan dipertanyakan
3.1.3
Metode –
metode kalibrasi
-
Kurva
kalibrasi
Sejumlah
larutan baku dengan variasi konsentrasi disiapkan, kemudian diukur menggunakan
instrument dan respon instrument dicatat
-
Adisi
standard
Metode yang
digunakan untuk analit dalam matriks yang kompleks, yang mengakibatkan
terjadinya interfrensi dalam respon instrument, sering disebut juga metode
spiking
-
Standard
Internal
Umumnya
digunakan dalam GC dan HPLC
Suatu
senyawa reference/pembanding ( standar interal ) dengan volume / massa yang
konstan ditambahkan ke dalam larutan standard dan sampel.
3.1.4
Ada dua
kalibrasi di Indonesia :
-
Kalibrasi
teknis ( untuk proses Produksi )
Kalibrasi
peralatan alat ukur yang tidak langsung berhubungan dengan dunia perdagangan.
Dilakukan oleh LABORATORIUM kalibrasi terakreditasi KAN ( diakui secara
Nasional ).
-
Kalibrasi
Legal ( untuk keperluan Umum )
Kalibrasi
peralatan alat ukur untuk keperluan perdagangan dilakukan oleh Direktorat
Metrologi – Depdag.
3.1.5
Sumber –
sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi :
-
Prosedur
-
Kalibrator
-
Tenaga
pengkalibrasi
-
Periode
kalibrasi
-
Lingkungan
-
Alat yang
dikalibrasi
3.1.6
Interval
waktu kalibrasi :
-
Selang waktu
antara satu kalibrasi alat ukur denagn kalibrasi berikutnya. Interval kalibrasi
bisa dinyatakan dalam beberapa cara antara lain:
a. Waktu
Kalender ( 1 tahun sekali, dan seterusnya )
b. Waktu
pemakaian ( 1000 jam pakai dan seterusnya )
c. Kombinasi
cara pertama dan kedua, tergantung mana yang lebih dahulu tercapai.
3.1.7
Istilah
dalam kalibrasi alat ukur :
-
Resolusi
Nilai skala
terkecil / suatu ekspresi kuantitatif dari kemampuan alat penunjuk untuk
perbedaan yang cukup berarti antara nilai yang terdekat dari jumlah yang
ditunjukan.
-
Akurasi
Kemampuan
dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan terhadap harga sebenarnya
dari objek yang diukur.
-
Presisi
Kecenderungan
data yang diperoleh dari perulangan mengindikasikan kecilnya simpangan (
deviasi ).
-
Reaptibility
Ukuran
variasi statistic data yang dihasilkan bila pengukuran dilakukan oleh personal,
perlengkapan, serta ruangan dengan kondisi yang lama.
-
Readability
Kemampuan
dari indra manusia dalam membaca data yang dihasilkan oleh suatu instrument.
3.1.8
Mengidentifikasi
alat yang dikalibrasi.
-
Membuat
jadwal kalibrasi ( internal/external )
-
Menyiapkan
alat dan bahan
-
Melakukan
kalibrasi
-
Membuat
laporan kalibrasi
-
Evaluasi
hasil kalibrasi
-
Sesuai
standar
a. Ya (
mencatat / memasang table kalibrasi )
b. Tidak (
melakukan evaluasi data dampak dari penyimpangan alat ke laporan ke membuat
laporan kerusakan ke prosedur perbaikan
alat ).
3.1.9
Tujuan
kalibrasi :
-
Menentukan
deviasi ( penyimpangan ) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu
instrument ukur.
-
Menjamin
hasil – hasil pengukuran sesuai dengan standar – standar nasional maupun
internasional .
-
Untuk
mencapai ketertelusuran pengukuran melalui rangkaian perbandingan tak
terputus– putus.
-
Menentukan
apakah peralatan masih layak digunakan sesuai dengan fungsinya.
-
Deteksi,
korelasi, melaporkan dan mengeliminasi setiap variasi keakuratan alat uji.
3.1.10 Manfaat
kalibrasi antara lain :
-
Mendukung
system mutu yang diterapkan diberbagai industry pada peralatan
laboratorium dan produksi yang
dimiliki.
-
Mengetahui
seberapa jauh perbedaan ( penyimpangan ) antara harga benar dengan harga
yang ditunjukan oleh alat ukur.
-
Menjaga
kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesiikasinya.
3.1.11 Beberapa
kebutuhan untuk proses kalibrasi
-
Adanya Obyek
Ukur ( Unit Under Test )
-
Adanya
Calibrator ( Standard )
-
Adanya
prosedur kalibrasi
-
Adanya
teknisi yang telah bersertifikasi
-
Lingkungan
terkondisi dengan baik
-
Hasil
kalibrasi itu sendiri, yaitu Quality Record berupa sertifikasi kalibrasi.
3.1.12 Pengertian
Kalibrasi menurut ISO/IEC GUIDE 17025 : 2005 dan VIM
( Vocabulary
Of International Metrology )
KALIBRASI
adalah serangkainan kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditujukan oleh instrument ukur/system pengukuran atau nilai diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai – nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah untuk
menentukan kebenaran, konvensional nilai penunjukan alat ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu tertelusur ( traceable ) ke
standar Nasional untuk satuan ukur/internasional.
3.1.13 Ketentuan –
Ketentuan Pokok Kalibrasi
-
Sifat Umum
Alat Ukur
Alat ukur
merupakan alat yang dibuat manusia sehingga ketidaksempurnaan adalah ciri
utama. Ketidaksempurnaan dapat diketahui melalui istilah Rantai Kalibrasi.
Istilah Rantai Kalibrasi antara lain :
-
Kepekaan ( Sensitivity )
Kemampuan
Alat ukur menerima, mengubah dan meneruskan isyarat sensor ( dari sensor menuju
ke bagian penunjuk, pencatat, atau pengolah data pengukuran ). Kepekaan alat
ukur ditentukan terutama oleh bagian pengubah, sesuai denagn prinsip kerja yang
diterapkan.
-
Histerisis ( Histerysis )
Perbedaan
atau penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara
berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan ( mulai dari skala Nol sampai
skala maksimum kemudian diulangi dari skala maksimum sampai skala Nol ).
Histerisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur.
-
Keterbacaan ( Readability )
Keterbacaan
skala dengan penunjuk digitallebuh tinggi dibandingkan dengan keterbacaan skala
dengan jarum penunjuk.
-
Kestabilan Nol ( Zero Stability )
Suatu
penyimpangan yang membesar tetapi dengan harga yang tetap atau berubah – ubah
secara rambang tak stabil, dikarenakan ketidakkakuan system pemegang alat ukur
atau benda ukur, kelonggaran system pengencang atau keausan system pemosisi.
-
Pengembangan ( Floating )
Kadang-kadang
terjadi pula jarum penunjuk dari alat ukur yang digunakan posisinya
berubah-ubah. Atau kalau penunjuknya dengan sistem digital angka paling kanan
atau angka terakhir berubah-ubah. Kejadian seperti ini dinamakan pengambangan.
Kepekaan dari alat ukur akan membuat perubahan kecil dari sensor
diperbesar oleh pengubah. Makin peka alat ukur makin besar pula kemungkinan
terjadinya pengambangan. Untuk itu, bila menggunakan alat-alat ukur yang
mempunyai jarum penunjuk pada skalanya atau penunjuk digital harus dihindari
adanya kotoran atau getaran, juga harus digunakan metode pengukuran yang
secermat mungkin.
-
Pergeseran ( Shifting, Drift )
Pergeseran
adalah penyimpangan yang terjadi dari harga-hargayang ditunjukkan pada skala
atau yang tercatat pada kertas grafikpadahal sensor tidak melakukan perubahan
apa-apa. Kejadian seperti in sering disebut dengan istilah pergeseran, banyak
terjadi pada alat-alatukur elektris yang komponen-komponennya sudah tua.
-
Kepasifan / kelambatan Reaksi ( Passivity )
Kepasifan
Kadang-kadang sewaktu dilakukan pengukuran terjadi pula bahwa jarum penunjuk
skala tidak bergerak sama sekali pada waktu terjadi perbedaan harga yang kecil.
Atau dapat dikatakan isyarat yang kecil dari sensor alat ukur tidak menimbulkan
perubahan sama sekali pada jarum penunjuknya. Keadaan yang demikian inilah yang
sering disebut dengan kepasifan atau kelambatan gerak alat ukur Untuk alat-alat
ukur mekanis kalaupun terjadi kepasifan atau kelambatan gerak jarum penunjuknya
mungkin disebabkan oleh pengaruh pegas yang sifat elastisnya kurang sempurnya.
Pada alat ukur pneumatis juga sering terjadi kepasifan ini misalnya lambatnya
reaksi dari barometer padahal sudah terjadi perubahan tekanan udara. Hal
inidisebabkan volume udaranya terlalu besar akibat dari terlalu panjangnya pipa
penghubung sensor dengan ruang perantara.
3.2 Pemeliharaan
Alat Kesehatan
3.2.1 Pengertian
Pemeliharaan (maintenance) Menurut Para Ahli
1.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam
bukunya “ operations Management
” pemeliharaan adalah : “ all
activities involved in keeping a system’s equipment in working order ”.
Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk
menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
2.
Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam
bukunya “ Production Management
” pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara
berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai
dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
3.
Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan
atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa
dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun
memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan
efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil
produk yang berkualitas.
Kurang diperhatikannya Pemeliharaan (maintenance) diantaranya disebabkan oleh banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas Pemeliharaan (maintenance) Namun bagi kegiatan operasi perusahaan, maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.
3.2.2 Tujuan Pemeliharaan
(maintenance).
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan perbaikan ( repair ) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan perbaikan ( repair ) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya
manajemen pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan
sebagai berikut:
1.
Untuk
memperpanjang kegunaan asset,
2.
Untuk
menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3.
Untuk
menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu,
4.
Untuk
menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri,
2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1.
Kemampuan
produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
2.
Menjaga
kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk
itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3.
Untuk
membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga
modal yang di investasikan tersebut,
4.
Untuk
mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5.
Menghindari
kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
6.
Mengadakan
suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat
keuntungan ( return on investment
) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
3.2.3 Fungsi Pemeliharaan
(maintenance).
Apakah maksud pemeliharaan. Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Apakah maksud pemeliharaan. Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan- keuntungan yang akan
diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai
berikut :
1.
Mesin dan
peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2.
Pelaksanaan
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar
3.
Dapat
menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan
kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses
produksi berjalan,
4.
Peralatan
produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5.
Dapat
dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang
digunakan,
6.
Apabila
mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku
dapat berjalan normal,
3.2.4 Jenis-jenis
pemeliharaan
1. Prefentive Maintenance.
Prefentive Maintenance disebut juga
tindakan pencegahan atau overhaul, yaitu kegitaan pemeliharaan dan perawatan
untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat. Pemeliharaan prefentif
apabila direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau
kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat
kemacetan produksi secara total.
2. Corrective Maintenance.
Disebut juga break down maintenance,
yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik.
3.3 Perbaikan Alat
Kesehatan
3.3.1Pengertian
Servis (Perbaikan)
Servis sering juga disebut dengan
istilah perbaikan(jasa). Pengertian dari perbaikan itu sendiri adalah usaha
untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang
rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula . Proses
perbaikan tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah
alat tersebut bisa berfungsi normal kembali. Perbaikan memungkinkan untuk
terjadinya pergantian bagian alat/spare part. Terkadang dari beberapa produk
yang ada dipasaran tidak menyediakan spare part untuk penggantian saat
dilakukan perbaikan, meskipun ada, harga spare part tersebut hampir mendekati
harga baru satu unit produk tersebut. Hal ini yang memaksa user/pelanggan untuk
membeli baru produk yang sama.
Tidak setiap perbaikan dapat
diselesaikan dengan mudah, tergantung tingkat kesulitan dan kerumitan assembling/perakitan
alat tersebut, mulai dari tingkatan jenis bahan hingga tingkat kecanggihan
fungsi alat tersebut. Tingkat kesulitan tersebutlah yang menumbuhkan perbedaan
jenis perbaikan, mulai jenis perbaikan ringan, perbaikan sedang dan perbaikan
yang sering dinamakan servis berat. Dari jenis servis diatas ditentukan biaya
perbaikan sesuai tingkat kesulitannya.
Service merupakan satu hal yang
sangat penting dalam dunia bisnis karena service merupakan salah satu bentuk
penghargaan kepada pelanggan. Service juga menjadi salah satu pertimbangan
seseorang untuk memutuskan membeli produk atau menggunakan jasa dari sebua
perusahaan. Service yang buruk bisa membuat pelanggan lari dan beralih ke
perusahaan pesaing. Mengingat begitu pentingnya service bagi kelangsungan usaha
kita, sudah selayaknya bila kita selalu menjaga service kita kepada pelanggan.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi service:
- AHMAN SUTARDI & ENDANG BUDIASIH
Service
adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan
kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan
- HERMAWAN KERTAJAYA
Service
merupakan sebuah paradigma dari orang - orang dalam sebuah perusahaan, tidak
peduli apakah sebuah perusahaan yang menhasilkan product atau service untuk
selalu memberikan best value pada pelanggannya
- LOVELOCK & WIRTZ, 2004
Meskipun
service sering kali memasukkan komponen tangibles yang penting, komponen ini
bersama - sama dengan personel yang ahli menjadi kombinasi yang dominan dalam
rangkaian value creation untuk penciptaan kinerja jasa
- MOHD ROZANI PAWAN CHEK
Service
adalah merupakan gabungan dari selling (menjual), emphasis (menenkankan),
return (timbal balik), Visit (mengunjungi), Increase (menambah atau
meningkatkan), commitment (mengikatkan diri), dan earn (penghasilan)
- LAURENSIUS MANURUNG
Service
merupakan aktivitas perusahaan dalam memberikan layanan pelanggan meliputi
penanganan pelanggan dan keluhan pelanggan
- HOLY ICUN Y & MARTINUS GETTY
Service
merupakan komponen tambahan seperti garansi jasa, garansi spare part, asuransi,
dll
- IMELDA SAPUTRA
service
adalah salah satu nilai tambah yang perlu kita miliki jika kita ingin tetap
eksis di tengah - tengah persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini
BAB
IV
PEMBAHASAN ALAT
4.1 SPHYGMOMANOMETER (TENSIMETER)
A.
Penjelasan Alat
Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah
sering juga disebut
sphygmomanometer
B. Bagian – bagian Tensimeter
1)
Manset
Berfungsi
untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi
tekanan
darah pasien yang pada penggunaanya dipasang pada lengan pasien.
2)
Bulb / Pemompa
Berfungsi untuk memompa udara ke dalam manset. Pada
bulb terdapat :
a)
Valve
Inlet / klep masuk yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar
b)
Valve
output / klep keluar yang berfungsi mengeluarkan udara dari dalam bulb (di
dalamnya terdapat filter)
c)
Valve pembuangan yang berfungsi untuk uang
udara dari manset pada saat pengukuran
3)
Tabung kaca pengukur
Berfungsi
untuk mengukur air raksa yang dipompaoleh udara di dalam manset. Diatas
tabung kaca pengukur terdapat lubang
pembuangan udara
4)
Valve on / off
Berfungsi
untuk membuka atau menutup jalannya air raksa
5)
Tabung Air Raksa
Berfungsi
untuk menampung air raksa. Diatas tabung air raksa ada filternya.
C. Cara pengukuran tekanan darah
Cara
menggunakan tensimeter air raksa adalah
a. Pemeriksa memasang kantong
karet terbungkus kain (cuff ) pada lengan atas.
b. Stetoskop ditempatkan pada
lipatan siku bagian dalam.
c.
Kantong karet kemudian
dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (br achial artery ) sehingga aliran darah terhenti
sementara.
d. Udara kemudian dikeluarkan secara
perlahan dengan memutar sumbat udara.
e.
Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal
yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi
denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat
denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan
adalah nilai tekanan sistolik.
f.
Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
D. Pemeliharaan Tensimeter Air Raksa
Cara
membersihkan dan memperbaiki tensimeter air raksa:
Tensimeter jenis ini paling banyak
dipergunakan oleh para tenaga medis dan mempunyai usia yang lama dalam
penggunaanya asal perawatannya dijaga dengan baik.
1) Persiapan peralatannya
1) Persiapan peralatannya
a) Tang
buaya atau tang kombnasi
b) Air raksa
c) Kasa / kain polos dengan ukuran minimal 20x20 cm
d) Kawat panjang 40cm dengan dia. 0.4 mm
e) Kapas
f) Wadah kecil / mankuk
g) Syiringe / suntikan
b) Air raksa
c) Kasa / kain polos dengan ukuran minimal 20x20 cm
d) Kawat panjang 40cm dengan dia. 0.4 mm
e) Kapas
f) Wadah kecil / mankuk
g) Syiringe / suntikan
2) Pelaksanaannya
a) Buka
tensimeter, perhatikan apakan dalam keadaan terbuka atau tertutup
tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saat
gelas kaca ukur dibuka.
b) Buka penutup atas dengan memutar berlawanan jarum jam
c) Ambil secara perlahan gelas ukur dan bersihkan dengan kawat dan kapas, hingga debu
tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saat
gelas kaca ukur dibuka.
b) Buka penutup atas dengan memutar berlawanan jarum jam
c) Ambil secara perlahan gelas ukur dan bersihkan dengan kawat dan kapas, hingga debu
dan karat air raksa hilang.
d) Siapkan mankuk atau wadah untuk menampung air raksa yang akan dikeluarkan dari
chambernya dengan membuka valve pengamannya
e) Kemudian taburkan letakan kain pada telapak lengan anda, dan letakkan air raksa
d) Siapkan mankuk atau wadah untuk menampung air raksa yang akan dikeluarkan dari
chambernya dengan membuka valve pengamannya
e) Kemudian taburkan letakan kain pada telapak lengan anda, dan letakkan air raksa
diatasnyasetelah itu lakukan pemerasan
hingga air raksa kembali bersih dari debu dan
karat
f) Bersihkan chamber air raksa
g) Setelah bersih posisikan kembali gelas ukur
h) Isikan kembali air raksa yang telah bersih kedalam chamber dengan menggunakan
f) Bersihkan chamber air raksa
g) Setelah bersih posisikan kembali gelas ukur
h) Isikan kembali air raksa yang telah bersih kedalam chamber dengan menggunakan
syiringe/suntikan , isikan air raksa
hingga menyentuh garis nol pada gelas ukur, jika
kurang lakukan penambahan dan tutup
kembali bagian atasnya
i) Lakukan pengetesan dengan Pressure meter atau dengan membandingkan dengan
tensimeter lainnya dengan menghubungkan secara langsung untuk melakukan
i) Lakukan pengetesan dengan Pressure meter atau dengan membandingkan dengan
tensimeter lainnya dengan menghubungkan secara langsung untuk melakukan
pengaturan /adjusment
j) Jika telah sama maka proses pengaturan selesai
k) Bersihkan pula Balon Pompa / Bulp tensi dengan membuka filter udara dan
membersihkannya dari debu
l) Ganti Maset dan Balon tensi yang bocor dan lap kembali
m) Proses pemeliharaan selesai
j) Jika telah sama maka proses pengaturan selesai
k) Bersihkan pula Balon Pompa / Bulp tensi dengan membuka filter udara dan
membersihkannya dari debu
l) Ganti Maset dan Balon tensi yang bocor dan lap kembali
m) Proses pemeliharaan selesai
E. Troubleshooting
1)
Bulb bila dipompa tidak dapat menggelembung kembali
dengan cepat.
Penyebabnya adalah valve inlet atau klep
masuk kotor
Penanggulanganya :
a. Ambil kapas, alkohol dan kawat halus
b. Bersihkan
valve inlet / klep masuk dengan cara kawat halus ujungnya diberi kapas dan
basahi dengan alkohol
2)
Bulb bila dipompa terasa keras
Penyebabnya
adalah valve outlet atau klep keluar kotor
Penanggulanganya :
a) Lepaskan valve outlet dari bulb
b) Buka filternya dengan cara menggunakan pinset
untuk menjepit dan tarik keluar.
c) Bersihkan filter dengan alkohol
3)
Air raksa naiknya pelan – pelan atau tidak sesuai
dengan tekanan udara yang ada di manset
Penyebabnya
adalah Tabung kaca pengukur kotor.
Penanggulangannya :
a) Valve
on / off pastikan berada pada posisi off.
b)
Lepaskan
kaca pengukur dengan cara buka tutup lubang pembuangan dan dorong keatas tabung
kaca pengukur.
c)
Bersihkan
tabung kaca pengukur dengan kawat yang ujungnya diberi kapas. Masukkan kawat tersebut
kedalam lubang tabung kaca pengukur dan dorong sampai keluar diujung yang
satunya. Ulangi beberapa kali sampai tabung kaca pengukur bersih.
d)
Masukan
tabung kaca pengukur dan tutup kembali lubang pembuangan
4)
Air raksa pada saat awal tidak menunjuk angka 0
(nol)
Penyebabnya
adalah air raksa kurang.
Penanggulangannya
:
a) Valve on / off pastikan pada posisi off
b) Lepaskan tutup lubang pembuangan.
c) Gunakan spuit untuk menambah air raksa.
Perhatikan jumlah air raksa dengan melihat pada skala.
d) Bila air raksa sudah sampai pada posisi
0 (nol), berarti air raksa sudah cukup.
e) Masukkan kembali tabung kaca pengukur
dan tutup lubang pembuangan.
f) Jangan pernah menambah air raksa dengan cara
menusuk langsung tutup pembuangan.
5)
Manset setelah dipompa kempis kembali
Penyebabnya
adalah Manset bocor atau ada hubungan antar selang penghubung yang kurang
kencang.
Penangggulangannya :
Pompa bulb sampai
manset keras, kemudian selang dekat manset tekuk dan tekan
dengan kuat sehingga
tidak ada udara yang keluar. Perhatikan apakah manset kempis
atau tidak. Bila kempis
berarti manset bocor, maka ganti dengan yang baru. Bila
manset tidak kempis
berarti ada hubungan antara selang penghubung yang kurang
kencan. Periksa dan
kencangkan.
6)
Hasil pengukuran tidak sesuai bila dibanding dengan
tensimeter yang lain
Penyebabnya :
a) Tabung kaca pengukur kotor. Penanggulangannya
sama dengan cara diatas
b) Air raksa tidak menunjuk angka 0 (nol) pada
saat awal pengukuran. Penanggulangannya sama dengan cara menambah air raksa
diatas.
F. Prosedur
Kalibrasi
I.
Persiapan
1.
Gunakan
perlengkapan keselamatan diri seperti masker dan sarung tangan karet sebelum
melakukan pendataan/pengukuran.
2.
Lakukan
pendataan administrasi meliputi :
- Data pelanggan, yang terdiri dari : nama pelanggan dan nomor order. Khusus no.order diisi untuk pekerjaan kalibrasi yang dilakukan di dalam laboratorium.
- Data alat pelanggan (UUT), terdiri dari : merk, type, nomor seri dan tempat kalibrasi, ruangan alat dan jenis cuff (dewasa atau anak)
- Data alat standart yang digunakan, terdiri dari : merk, dan type
3. Lakukan pengukuran
kondisi lingkungan, meliputi kondisi suhu dan kelembaban.
Pencatatan kondisi lingkungan dilakukan
pada saat awal serta akhir pengukuran.
4.
Lakukan pemeriksaan fisik, meliputi badan/permukaan UUT, cuff & selang, bulb/balon, serta
meter/skala pembaca pada UUT.
5.
Catat hasil pemeriksaan pada lembar kerja.
6.
Rakit UUT dengan Standart seperti gambar di bawah
ini.
II. Kalibrasi
1.
Tes Kebocoran
a.
Untuk cuff dewasa, berikan tekanan 200 mmHg pada UUT atau 160 mmHg untuk cuff anak
b.
Setelah 60 detik, kemudian baca
penunjukan penurunan tekanan. Lakukan pengukuran tes kebocoran sebanyak 3
(tiga) kali.
c.
Nilai kebocoran maksimum tidak
boleh melebihi 15 mmHg/60 detik (ECRI 424-20010301).
d.
Jika ditemukan tingkat tes kebocoran melebihi ambang batas (15
mmHg/60 detik), maka lakukan pengecekan pada setiap sambungan antara UUT dan
standart serta cuff dan bulb.
e.
Apabila tes kebocoran tetap
melebihi ambang batas, gunakanlah alat bantu (cuff dan bulb
persediaan).
f. Catat hasil
pengukurannya pada lembar kerja, berikut catatan rekomendasi penggantian bulb dan atau cuff.
2.
Pengukuran Tekanan.
a. Sebelum melakukan
pengukuran lepas sambungan antara UUT dan standart, pastikan nilai
penunjukannya pada Sphygmomanometer di 0 mmHg.
b. Lakukan zeroing pada standart, kemudian sambung
kembali UUT dengan standart.
b. Untuk cuff dewasa lakukan pengukuran pada
titik (0, 60, 80, 100, 120, 140, 160 180, 200) mmHg dan cuff anak pada titik (0, 60, 80, 100, 120,
140) mmHg.
c. Pengukuran dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali untuk setiap
titik pada kondisi naik dan turun.
d. Catat nilai yang
terukur pada lembar kerja kalibrasi.
e. Setelah selesai, rapikan UUT, standart dan alat bantu.
G. Ambang batas.
No.
|
Parameter
|
Ambang batas yang
diijinkan
|
Acuan
|
1.
|
Kebocoran
tekanan
|
≤ 15 mmHg/60 detik
|
ECRI
424-20010301
|
2.
|
Akurasi
tekanan
|
± 3 mmHg
|
OIML R 16-1
|
H. Telaah Teknis
1. Nilai kebocoran tekanan
Dihitung berdasarkan nilai
kebocoran maksimal dari 3 (tiga) data yang diambil.
Jika nilai maksimal dari 3 (tiga)
data tersebut tidak melebihi ambang batas (15 mmHg/60detik), maka telaah teknis
untuk parameter kebocoran tekanan dinyatakan Laik.
Jika nilai maksimal dari 3 (tiga)
data tersebut melebihi ambang batas (15 mmHg/60 detik), maka telaah teknis
untuk parameter kebocoran tekanan dinyatakan Tidak Laik.
2. Akurasi Tekanan
Penentuan kriteria Laik/Tidak Laik
akurasi tekanan di tiap titik Sphygmomanometer berdasarkan nilai penjumlahan
dari nilai koreksi ditambah nilai ketidakpastiannya.
Jika hasil penjumlahan nilai koreksi
berikut nilai ketidakpastian di suatu titik pengukuran kurang
dari 3 mmHg, maka titik pengukuran tersebut dinyatakan Laik.
Jika
hasil penjumlahan nilai koreksi berikut nilai ketidakpastian di suatu titik
pengukuran melebihi 3 mmHg, maka
titik pengukuran tersebut dinyatakan Tidak
Laik.
4.2 ELECTROSURGERY UNIT (ESU)
A.
Pengertian Electrosurgery Unit
Elektrosurgery Unit (ESU) adalah
suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik frekwensi tinggi.Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah
mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan.Pada penggunaan Elektrosurgery
Unit,digunakan arus listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna
untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan
efek ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300
KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk mengurangi
pendarahan.Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka bakar , dan
memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang
dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau
foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi mengalir dari
elektroda aktif kejaringan tubuh dan
tersalur menuju elektroda netral.
Salah
satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit),
yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan
dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional
ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan
ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir,
karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup
Alat
ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik
frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda
sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara
500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian
ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar
biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak
diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung
elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain.
Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan
elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat
dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda
aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan
tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada
bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode
bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
Pada
umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk
gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan
efek yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang
kontinyu menyebabkan terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk
gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang sangat cepat. Dengan
menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong) maka akan
dihasilkan panas lebih.
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat
beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh
yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang
ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain :
1)
Efek Thermal
Efek Thermal
yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh
aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2)
Efek Faradik
Efek Faradik
ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan
frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan
yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi
yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz,
3) Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang
ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga
mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.
B.
Cara Pengoperasian
1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan
bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU terutama cairan.
2. Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang
dengan baik.
3. Masukkan kabel power ESU ke stop
kontak listrik di dinding.
Pastikan kabel power telah tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak
ada ground, hubungkan ESU dengan ground tambahan.
3. Hidupkan ESU dengan menekan
saklar power.
4. Atur dosis/daya yang diinginkan
dengan menekan tombol up/down, baik untuk cutting maupun coagulation. Lakukan
juga pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode yang diinginkan
untuk coagulating, bila memang dibutuhkan.
5. ESU siap untuk digunakan, setelah
netral elektroda terpasang ke pasien dengan baik.
6. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.
C. Cara
Perawatan
1. Cek Performa
- Test performa
otomatis setelah switch power di on kan
- Cek output tegangan/arus HF
- Cek otomatis dari elektroda netral
2. Pengecekan Keselamatan
- Pengecekan
inscripsi dan instruksi manual
- Pengecekan secara
visual dari unit dan aksessoris dari kerusakan
- Pengecekan
keselamatan listrik meliputi :
· Pemeriksaan grounding
· Pemeriksaan kebocoran
- Pengujian performa
semua tombol dan lampu control pada unit
- Pengecekan bagian
penampil
- Pengecekan mode
automatic start
3. Pengecekan Keselamatan
- Pengukuran output
saat mode operasi CUT
- Pengukuran output
saat mode operasi COAGULATE
- Pengukuran
kapasitas frekuensi tinggi pada berbagai mode operasi
- Elektro Surgery Unit harus melalui pemeriksaan paling tidak satu tahun
sekali.
D.
Troubleshoothing
1. Ada tegangan
HF pada sensor tegangan HF,
Kesalahan :
- kesalahan dalam generator HF ,
- mengganti aksesoris
2. Tegangan
keluaran HF terlalu tinggi
Kesalahan:
- Kesalahan dalam generator HF
3. Modus unit
power supply pasokan tegangan tidak beralih selama aktivasi,
Kesalahan :
- Kesalahan dalam beralih modus power supply
4. Modus unit
power supply pasokan tegangan terlalu tinggi pada saat aktivasi ST Generator ,
Kesalahan :
- Kesalahan dalam beralih modus unit power supply
5. Kebocoran
arus LF adalah >50 mA dan mengalir ke unit melalui elektroda netral
Kesalahan :
- Periksa posisi pasien ,apakah ada kontak dengan infus berdiri , atau
sejenisnya
- Ada peralatan yang rusak yang terhubung ke pasien
- Ada pemerataan potensi dan grounding konduktor baik atau tidak
6. Selama fase
aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan ON
Kesalahan: servise teknis
7. Selama fase
aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan OFF
Kesalahan : servise teknis
8. Batas waktu
kontinu maksimum terlampaui
Kesalahan :
- Hanya aktifkan unit yang diperlukan
- Batas waktu monitor fitur keamanan umumnya hanya akan meningkat dengan
indikasi yang ketat dengan menggunakan program pengujian di set up
E.
SOP Kalibrasi ESU
Merk : DRE
Type : ASG 300
No Seri : 60554WG3
1.
Persiapan
a. Menyiapkan lembar kerja kalibrasi
(LK).
b. Menyiapkan alat ESU yang akan
dikalibrasi.
c. Menyiapkan Alat ukur ESU
ANALYZER.
d. Menyiapkan assesories berupa
elektroda, kabel penghubung.
2.
Pelaksanaan
a. Mengisi lembar kerja yang terdiri
dari mengisi identitas data
pelanggan, data alat yang akan dikalibrasi,
data alat ukur yang
digunakan, kondisi fisik dan
fungsi alat dan kondisi lingkungan.
b. Melakukan Instalasi.
c. Pasang semua assesories ke unit alat
dengan benar (Neutral plate, handswitch dan
elektroda, footswitch).
d. Koneksikan neutral pada ESU
Analyzer dengan benar.
e. Hidupkan alat dengan menekan
tombol power ON/OFF.
f. Lihat daya dan tahanan pada bagian
belakang alat ESU
3.
Pengukuran
Kinerja Cutting
1. Atur daya maksimal 300 Watt dan R Load
300 ohm pada ESU Analyzer
2. Pilih pengukuran 30 Watt
sesuai LK dengan menekan tombol “UP” atau “DOWN”
hingga tertera nilai 30 pada display
bagian CUT pada ESU
3. Tekan “push buttom” CUT pada elektroda
4. Lihat nilai yang tertera pada ESU
Analyzer
5. Catat hasil pada LK
6. Ulangi dari awal untuk pengukuran CUT
dengan daya 90 W, 120 W, 180 W, 240 W
Kinerja Coagulating
1. Untuk Coagulating setting daya maximal
120 Watt dan R Load 500 ohm pada ESU
Analyzer.
2. Pilih pengukuran 20 W sesuai LK dengan
menekan tombol “UP” atau “DOWN”
hingga tertera nilai 30 pada display
bagian COAG pada ESU.
3. Tekan “push buttom” COAG pada
elektroda.
4. Lihat nilai yang tertera pada ESU
Analyzer
5. Catat hasil pada LK
6. Ulangi dari awal untuk pengukuran CUT
dengan daya 20W, 40W, 60W, 80W, 100W
4.
Pengemasan
1. Setelah selesai digunakan, set level
energi ke posisi minimum lau matikan alat dengan
menekan tombol Power ON/OFF
2. Matikan ESU dan ESU analyzer jika
sudah selesai pengukuran.
3. Lepas semua aksessoris kabel
penghubun, elektroda
4. Menempel label kalibrasi sebagai
buktialat telah di kalibrasi
5. Rapikan peralatan setelah
selesai melakukan kalibrasi.
6. Simpan alat pada tempat semula.
BAB IV
PENUTUP
Puji dan syukur kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya dan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL di PT. Medcalindo
yang disusun berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini.
Kami berharap agar
laporan ini dapat berguna bagi rekan–rekan mahasiswa di Politeknik Kesehatan
Jakarta II umumnya dan Jurusan Teknik Elektromedik khususnya serta pihak PT. Medcalindo
sebagai bahan referensi tertulis. Pada bab ini penulis ingin mengulas isi dari laporan PKL ini.
Adapun
ulasannya akan diisi dengan kesimpulan yang sudah kami siapkan, serta beberapa
saran yang membangun untuk berbagai pihak, seperti saran untuk PT. Medcalindo,
mahasiswa dan untuk umum. Mohon maaf apabila ada kata- kata yang kurang
berkenan dihati pembaca.
4.1 Kesimpulan
Dari laporan ini kami memiliki beberapa kesimpulan
sesuai yang kami
ketahui.
1. PT.
Medcalindo merupakan Perusahaan kalibrasi alat kesehatan terpercaya
dan berkualitas keahliannya.
2. Perusahaan
alat kesehatan swasta yang melayani
kalibrasi, perbaikan dan pemeliharaan
3. Pada saat melakukan
kalibrasi alat kesehatan harus melalui standar operasional kalibrasi alat
dengan lembar kerja yang sesuai.
4.2 Kesan
Kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak PT. Medcalindo yang telah bersedia memberikan kesempatan
kepada kami untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) diPT.Medacalindo pada
tanggal 15 Juni s/d 21 Agustus 2015.
Serta kepada HRD , Teknisi, Aplikan, Marketing dan setiap instansi terkait yang
telah membantu kami selama PKL sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman untuk lebih mengenal dunia kerja di Perusahaan alat kesehatan.
Sekian ucapan terima kasih dari kami atas kerja samanya.
ini bagus bgt, kebetulan saya juga mau membuat laporan pkl tentang alat kesehatan,boleh minta word nya engga?terima kasih banyak mas, kalo boleh tolong d email ke ikbalpratama1994@gmail.com di tunggu
BalasHapusKepada Yth
BalasHapusKontractor / Supplier
Di Tempat
Perihal : Penawaran Bank Garansi Tanpa Agunan (Non Collateral)
Dengan Hormat,
Perkenakan kami dari CV. ANUGERAH JAYA ABADI Tlp: (021) 82623655 ATAU (021) 82623655 Hp: 0812 187 222 13
A.n ROZI SASWAN , Perusahaan kami telah resmi di tunjuk untuk memasarkan produk Surety Bond & Bank Garansi tanpa Agunan), di mana Bank Garansi dan Asuransi yang kami tawarkan telah di terima di instansi Pemerintah maupun instansi Swasta, Untuk Bank MANDIRI, BANK BNI, BANK BUKOPIN, Bank BTN & dll bisa kami terbitkan untuk semua jaminan tanpa agunan ( Non Collateral ) Tanpa Buka Rekening.
BANK GARANSI & ASURANSI ( Katagori Layanan Bisnis )
Sifat Dasar Usaha : MELAYANI PENERBITAN BANK GARANSI & ASURANSI TANPA AGUNAN ( NON COLLATERAL )
Penjelasan Ringkas ! Surety Bond & Bank Garansi adalah suatu bentuk penjaminan dimana Surety
( perusahaan asuransi) atau Bank ,menjamin Principal ( kontraktor/ vendor/ supplier) akan melaksanakan kewajiban atas suatu prestasi/ kepentingan kepada Obligee sesuai kontrak/ perjanjian antara Principal dan Obligee.
A. Jaminan Penawaran ( Bid Bond) : Menjamin Obligee apabila Principal yang telah dinyatakan sebagai pemenang tender tidak bersedia menanda tangani kontrak atau tidak dapat menyerahkan jaminan pelaksanaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Obligee. Nilai jaminan berkisar antara 1 % sd. 3 % dari harga penawaran
B. Jaminan Pelaksanaan ( Perfomance Bond) : Menjamin Obligee apabila
Principal yang telah menandatangani kontrak pelaksanaan kerja, mengundurkan diri atau memutuskan kontrak secara sepihak atau bersama sama dari kedua belah pihak yaitu antara Obligee dengan principal. Nilai jaminan berkisar antara 5 % sd. 10 % dari Nilai Proyek.
C. Jaminan Uang Muka ( Advance Payment Bond) : Menjamin Obligee apabila Principal tidak dapat mengembalikan atau memperhitungkan uang muka yang telah diterima pada awal kontrak kepada Obligee sampai dengan proyek selesai.Nilai jaminan berkisar antara 10 % sd. 30 % dari Nilai Proyek.
D. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond) : Menjamin Obligee apabila Principal tidak melaksanakan kewajibannya memperbaiki kerusakan yang terjadi setelah pelaksanaan pekerjaan selesai sesuai ketentuan dalam kontrak. Nilai jaminan berkisar antara 5 % sd. 10 % dari Nilai Proyek. PeriodeJaminan(Insurance Period) :
Jangka waktu Surety Bond sesuai dengan jangka waktu perjanjian / kontrak yang dibuat antara Penerima Jaminan (Obligee) dengan Terjamin ( Principal)
E . LINES OF INSURANCE
- Marine Cargo Insurance
- Marine Hull Insurance
- Personal Accident Insurance
- Engineering Insurance ( CAR, EAR, MB )
- All Risk Insurance dll
Kami memberikan kemudahan Untuk Penerbit Jaminan Bank Gransi & Surety Bond , termasuk di luar pulau jawa, di antara nya SUMATERA, SULAWESI, KALIMANTAN ,dll Sila kan Menghubungi Perusahaan kami.
CV. ANUGEAH JAYA ABADI
Kami hadir siap membantu kebutuhan anda
"Salam"
Rozi Saswan TLP. 0812 187 222 13, Office : 021– 82623655 Fax : 021- 82623655 email rsaswan@gmail.com
Alamat : Ruko Legenda Park Blok C No. 37, Padurenan, Mustika Jaya , Jl. Dukuh Zamrud Selatan Bekas Kota